Dari beberapa info yang kami dapatakan Team CTS Hot Info memperkirakan PDB Indonesia di 3Q17 akan mencapai 5.15% YoY, cukup jauh di atas PDB di 2Q17 (dan 1Q17) sebesar 5.01% YoY. Artinya adalah pertumbuhan ekonomi Indonesia mulai terjadi dan terbukti.
Team CTS Hot Info ikut percaya bahwa pertumbuhan akan ditopang oleh Belanja Negara dalam hal ini Belanja Infrastruktur (seperti tahun – tahun sebelumnya). Dengan peningkatan belanja negara maka diharapkan ada peningkatan pendapatan sehingga juga ada peningkatan konsumsi. Peningkatan konsumsi ini pun didukung oleh dengan tidak adanya kenaikan tarif listrik dan harga BBM (Administered Price) serta harga makanan yang cenderung terjaga (Volatiel Price). Dengan kata lain, peningkatan konsumsi akan terjadi karena didukung oleh inflasi yang rendah.
Analisis Sektor Pilihan
Dengan melihat kinerja emiten di 3Q17 dan memperkirakan PDB 3Q17 di atas 5.15% YoY, Team CTS Hot Info menyukai saham – saham berikut ini :
Konstruksi : ADHI dan PTPP
Pertumbuhan PDB Indonesia diperkirakan berasal dari Belanja Negara terutama di bidang Infrastruktur. “CC” memperkirakan belanja pemerintah akan meningkat sebesar 4.5% YoY di 3Q17 setelah di 1Q17 turun -2.95% YoY dan 2Q17 pun lanjut turun -1.93% YoY.
Oleh karena itu, tentu ketika belanja negara meningkat maka sektor konstruksi akan bagus dan tentu emiten konstruksi BUMN akan menjadi pilihan utama.
Team CTS Hot Info percaya ADHI akan menjadi salah satu emiten konstruksi BUMN yang akan positif seiring dengan proyek LRT Jabodetabek yang akan semakin ‘lancar’ setelah PT. KAI ditunjuk menjadi pemilik (sekalis penanggung jawab) LRT Jabodetabek dan setelah konsorsium bank BUMN mengatakan (diwakili oleh BMRI) akan mencairkan kredit Rp18 triliun bulan Des’17.
PTPP menjadi pilihan alternatif dari emiten konstruksi BUMN karena proyek – proyek PTPP yang lebih ‘aman’ karena paling sedikit memiliki proyek “Turnkey”. Dengan demikian, PTPP tidak perlu menyelesaikan proyek – proyek tersebut untuk mendapatkan sebagian pembayaran yang sudah menjadi hak PTPP. Tidak lupa juga dengan IPO-nya PP Presisi maka PTPP mendapatkan dana segar untuk ekspansi di tahun mendatang.
Pertumbuhan pendapatan dan laba bersih ADHI dan PTPP sangat baik pada 3Q17 dan 9M17 secara YoY. Meski cenderung turun dibanding 2Q17 namun kemungkinan besar pendapatan dan laba akan terus dalam tren meningkat di 4Q17 seiring dengan tidak ada penghematan dari pemerintah.
Ritel : LPPF, RALS dan ERAA
Dana Desa di APBN 2018 mencapai Rp60 triliun, naik Rp2 triliun dari 2017 dengan alokasi baru dalam bentuk kas sebesar Rp12 triliun untuk pekerja. Dengan asumsi 15 juta pekerja maka per pekerja akan mendapatkan Rp800 ribu per tahun. Ada potensi peningkatan daya beli sebesar 18.5% YoY.
APBN 2018 pun terdapat peningkatan anggaran untuk sosial sebesar Rp16.6 triliun (Program Keluarga Harapan) yang akan diberikan kepada 10 juta keluar sebanyak Rp1.9 juta tambahan kas yang ditransfer di 2018. Meski program tersebut untuk pendidikan namun keluarga menengah ke bawah dapat memperbesar alokasi pengeluaran untuk kebutuhan lain.
LPPF dan (terutama) RALS adalah emiten yang kemungkinan besar akan mendapatkan sentimen positif dari peningkatan daya beli masyarakat menengah bawah. Team CTS Hot Info melihat LPPF akan menjadi ‘Luxury Items” bagi masyarakat menengah bawah di pulau besar sedangkan RALS akan menjadi “pusat belanja” masyarakat kota menengah dan kecil di berbagai pulau.
Meski demikian, kinerja keduanya relatif perlu diwaspadai karena pendapatan dan laba bersih LPPF dan RALS di 3Q17 terus turun baik secara QoQ (dibanding 2Q17) maupun YoY (dibanding 3Q16). Meski demikian, terlihat ada harapan bagi RALS karena di 9M17 mulai ada pertumbuhan laba bersih. Team CTS Hot Info pun menyukai perubahan – perubahan dan strategi bisnis RALS yang merubah gerai Ramayana menjadi lebih modern.
Peraturan yang lebih ketat mengenai peredaraan HP ilegal akan menopang penjualan ERAA. Salah satu aturan yang lebih ketat tersebut adalah dengan mewajibkan IMEI (data identifikasi gadget) suatu gadget harus terdaftar karena bila tidak terdaftar, maka gadget tersebut terancam tidak dapat tersambung dengan jaringan operator di Indonesia.
Perlu diingat juga bahwa merek Apple dan Samsung akan semakin cepat mengeluarkan varian baru yang berpotensi mendorong pertumbuhan yang lebih tinggi. Xiaomi pun akan terus mengeluarkan produk HP, Gadget dan Internet of Things (IoT) yang dapat meningkatkan penjualan gerai ERAA.
Laba bersih ERAA di 3Q17 berhasil melonjak Double Digit sebesar 12.7% QoQ dan 30% YoY. Penjualan HP dan Gadget diperkirakan akan semakin tumbuh lebih tinggi yang membuat laba bersih ERAA di 2017 dapat di atas 17% YoY (di 9M17).
Property : ASRI, PWON dan MDLN
Mal Alam Sutra World, Mal Kota Kasablanka dan Mal Gandaria City serta Mal Tunjungan Plaza di Surabaya akan tetap menjadi mal pilihan masyarakat di Jakarta dan Surabaya. Dengan demikian, pendapatan berulang ASRI dan PWON akan bertahan dan bahkan berpotensi naik seiring dengan mal – mal tersebut yang memiliki Bargaining Power.
Penutupan gerai – gerai ritel di mal – mal tertentu kemungkinan juga disebabkan oleh pengunjung ke mal tersebut yang semakin berkurang. Dengan mal milik ASRI dan PWON yang selalu ramai dikunjungi maka penyewa akan semakin banyak dan tertarik untuk menyewa mal ASRI dan PWON.
Laba bersih ASRI dan PWON pada 3Q17 memang turun dibanding 2Q17 (QoQ) namun dibanding 3Q16 (YoY), ada pertumbuhan pendapatan dan laba bersih yang cukup meyakinkan. Begitupun dengan pendapatan dan laba bersih di 9M17.
MDLN melihat penjualan properti kelas menengah bawah yang meningkat. Hal ini ditunjukkan dengan adanya pertumbuhan Marketing Sales rumah seharga Rp300 – Rp500 juta sebanyak 34.8% YoY dari 4Q16 – 1H17. Sedangkan untuk rumah seharga Rp500 juta – Rp1 miliar meningkat lebih tinggi yaitu sebesar 37.5% YoY. Proyek properti MDLN mengincar masyarakat kelas menengah dengan proyek properti di Jakarta Garden City, Jakarta Timur yang dilengkapi dengan AEON Mall serta kawasan industri Modern Cikande di Serang, Banten.
Pendapatan dan laba bersih MDLN sangat bagus di 1H17 (1Q17 + 2Q17) dengan pertumbuhan yang sangat tinggi. Seiring dengan proyek yang sedang dipasarkan maka pertumbuhan pendapatan dan laba masih menjanjikan.
Analisis Teknikal by Primary Trader
ADHI terlihat berada dalam Secondary Uptrend menuju Rp2,470 sejak Breakout Rp2,100. Primary Sideways di rentang Rp1,900 – Rp2,500 mungkin masih menahan ADHI namun Secondary Uptrend kali ini dapat membuat ADHI melewati Rp2,500an.
PTPP terlihat mengakhiri Primary Downtrend (dari sejak Agust’17 di Rp4,600!) dengan Breakout Rp2,750. Sebelumnya PTPP pun membentuk Bullish Reversal (Double Bottom) di bulan Sept – Okt’17 di rentang Rp2,300an. Kami memperkirakan Secondary Uptrend saat ini akan membuat PTPP menguji Rp3,370 – Rp3,400.
Primary Trader melihat dua skenario untuk RALS dimana 1) Primary Downtrend sejak 2017 di Rp1,500 masih akan terus berlanjut yang membuat RALS memiliki peluang turun menuju Rp650 dan 2) RALS sedang membentuk Bullish Reversal dengan diperlukan Breakout Rp1,100 untuk mengawali Primary Uptrend setidaknya (Secondary Uptrend-nya) menuju Rp1,400. Tentu Team CTS Hot Info melihat peluang yang ke-2 sedang terjadi.
LPPF masih terlihat dalam Primary Downtrend sejak Jun’16 (di level sekitar Rp23,000). Secondary Downtrend yang dimulai sejak Apr’17 di Rp15,900 berpotensi berakhir di Rp8,300 sehingga LPPF memiliki peluang mengawali Secondary Uptrend (ditengah Primary Downtrend) menuju Rp11,200 – Rp13,000. Primary Uptrend dimulai dengan Breakout Rp13,000
ERAA terlihat akan segera melanjutkan Secondary Uptrend dengan Breakout Lower Peak Rp930 dan menguji Lower Peak di Rp1,250. Target terdekat setelah berhasil Breakout Rp930 ada di Rp1,100, Resistance psikologis. Primary Uptrend masih bertahan sejak 3Q15 terutama setelah ERAA bertahan di Higher Trough Rp565.
ASRI terindikasi akan mengawali Secondary Uptrend menuju Rp460 dengan Breakout Resistance di Rp416. Primary Uptrend yang berpotensi dimulai di Jul’17 (Rp300) berpeluang membawa ASRI menuju Rp540 (setelah Breakout Resistance yang sama di level Rp416).
MDLN terindikasi telah mengakhiri Primary Downtrend yang telah terjadi sejak Jul’16 dengan Sideways di sepanjang 2017. Primary Uptrend berpotensi telah terjadi sejak Sept’17 (dari Rp26)) dan Secondary Uptrend yang berikutnya kemungkinan besar akan segera terjadi dan membawa MDLN menuju Rp370.
*Bergabung di Telegram Primary Trader untuk mendapatkan info serupa. Gratis di sini
Kesimpulan
Team CTS Hot Info menyukai ADHI, ERAA dan ASRI dan percaya ketiganya akan naik paska pengumuman PDB Indonesia di 3Q17 yang akan dirilis Senin, 6 November 2017 pukul 11.00 WIB.
Website Administrator
Creative Trading System | Creative Idea in Stock Market