Diawal saya mengenal trading dan investasi, saya merasa sangat bangga ketika mengatakan bahwa profesi saya adalah seorang Trader. Karena profesi sebagai trader terdengar sangat pintar dan beresiko. Meskipun sebenarnya saya pun tahu, profit yang saya hasilkan saat itu bahkan belum cukup untuk mengganti biaya internet bulanan yang saya gunakan.
Menjadi seorang trader sering kali dianggap keren karena terutama ketika orang melihat kita di depan monitor memperhatikan angka-angka penuh warna yang bergerak dengan cepat, dan bagi orang awal hal tersebut tentu terlihat sebagai sebuah pekerjaan yang sulit dan penuh resiko. Ciri-ciri di atas umumnya membuat kaum Pria menyukai profesi ini, jadi tidak heran hampir 80% dari trader yang ada adalah seorang pria.
Kita juga sering kali melakukan tarik menarik garis, bahkan bagi beberapa trader, mereka sering kali menggunakan sebanyak mungkin garis, karena merasa banyaknya garis menjadi tanda dari banyaknya pengetahuan yang dia miliki.
PENYEBAB GAGALNYA SEORANG TRADER
Namun sayangnya, meskipun dengan ratusan pertimbangan yang diberikan, stock market akan tetap menjadi pasar yang random atau tidak selalu bisa diprediksi secara tepat. Puluhan indicator yang kita dapat dari puluhan workshop yang berbeda, tidak akan mengubah kepastian bahwa hasil trading kita tetap akan memberikan warna hijau dan merah bagi siapapun mereka, termasuk trader terhebat sekalipun.
Bahkan seorang Trader kenamaan dunia sekelas Ray Dalio, pemilik Hedge Fund Manager terbesar di dunia saat ini, pernah melakukan kesalahan yang sangat besar ada tahun 1982, dimana pada saat itu dia memprediksi saham Bank of Amerika akan terjun bebas, dan memasang posisi short di saham bank tersebut. Pada saat itu Bank of America meminjamkan uang terlalu banyak untuk emerging market dan beberapa negara yang tergolong dalam emerging market sedang mengalami krisis yang cukup besar.
Mexico, salah satu negara yang mendapatkan banyak pinjaman, menyatakan bahwa mereka tidak sanggup membayar, dan beberapa negara juga mengatakan hal yang sama. Hal ini sudah di prediksi oleh Ray Dalio, tetapi nampaknya hal tersebut tidak membuat nilai saham Bank of America merosot. Market yang diprediksi bisa terjun bebas ternyata hanya mengalami koreksi singkat dan dan setelahnya malah terus naik, dan membuat Ray Dalio harus menyatakan bahwa dia lah pihak yang bangkrut, karena kesalahan prediksinya tersebut.
Lalu pertanyaanya kalau trader kenamaan dunia sekalipun bisa salah besar dalam analisanya, apakah itu berarti kita-kita yang mungkin merasa pengetahuan kita terbatas. bahkan mungkin bisa dikatakan agak-agak kurang baik dalam hitung-menghitung tidak memiliki peluang untuk sukses dalam berinvestasi saham ?
SKILL IBU RUMAH TANGGA YANG DIBUTUHKAN SEITAP TRADER
Tidak bisa dipungkuri saat ini masih ada banyak Ibu Rumah Tangga yang mungkin untuk tidak tahu sama sekali tentang pekerjaan suaminya, bagaimana suaminya bisa menghasilkan uang untuk menghidupi keluarga mereka. Jadi para ibu itu juga umumnya tidak memiliki ‘clue’ sama sekali tentang keadaan apa yang bisa membuat penghasilan suaminya meningkat atau menurun, bahkan terhenti sama sekali.
Oleh karena keterbatasan tersebut biasanya Ibu Rumah Tangga memilih untuk mengembahkan skill untuk me-manage keuangan keluarganya, mengatur badget untuk setiap pengeluaran, menyisihkan uang setiap bulan untuk tabungan dan dana Emergency, dll. Mengapa mereka memikirkan hal tersebut, sederhananya mungkin cukup bisa dijelaskan dengan sepenggal kalimat ini, “Kita ga pernah tau apa yang akan terjadi kedepan, jadi sebaiknya kita berjaga-jaga saja”.
Bentuk antisipasi dari seorang Ibu Rumah Tangga ini memberikan saya cukup banyak inspirasi, karena kita tahu dalam berumah tangga Istri atau Ibu lah yang umumnya memegang posisi sebagai Menteri Keuangan Keluarga dan kita juga tahu tanpa pengelolaan yang baik, tidak peduli seberapa besar penghasilan suaminya, akan tetap habis juga.
Keterbatasan pengetahuan mengenai cara terbaik untuk mencari uang justru membuat para menjadi seorang expert dalam pengelolaan keuangan atau Money Management. Mereka juga mengakui bahwa mereka tidak tahu apa yang terjadi didepan sana.
Menurut saya, ini adalah salah satu skill yang dibutuhkan setiap trader, dan tidak jarang menjadi kelemahan bagi para trader pria. Banyak trader pria (termasuk saya), terlihat begitu naif.
Terkadang ketika kita melakukan analisa yang begitu mendalam terhadap suatu perusahaan, semakin baik perusahaan itu, atau semakin menarik pergerkaan harganya pada chart, maka akan semakin tinggi tingkat kepercayaan kita terhadap saham tersebut. Kita sering kali terlalu fokus untuk menemukan analisa terbaik, namun melupakan faktor pengelolaan resiko.
Analisa yang terlalu mendalam juga terkadang hal ini malah membuat kita semakin sulit percaya bahwa kita mungkin melakukan kesalahan. Mungkin lebih tepatnya kita menolak untuk percaya bahwa kita bisa melakukan kesalahan. Dan di stock market, ketidakmampuan mengakui sebuah kesalahan, selalu menjadi awal dari bencana.
Salah satu nasehat yang cukup kontroversial yang pernah dikeluarkan salah satu trader idola saya, George Soros, tentang hal ini adalah, “If you think you’re God (who knows everything), and you’re going to financial market, you’re bound to come out broke. So the fact that I’m not broke, because I don’t believe that I’m God“.
Itulah sebabnya kami menemukan ada banyak kamu Ibu yang lebih sukses dalam trading, bukan karena mereka memiliki analisa yang lebih mendalam, namun karena secara mental mereka lebih siap dengan ketidak pastian di market, dan mereka lebih hati-hati dalam pengambilan keputusan trading.
SKILL PORTFOLIO MANAGEMENT
Dengan menyadari bahwa kita tidak bisa mengetahui apa yang akan terjadi di depan sana, sama seperti seorang Ibu Rumah Tangga yang tidak mengetahui resiko apa yang bisa menimpa suaminya, maka sebagai trader kita juga perlu untuk menjaga aktivitas trading kita. Tidak sulit, kebutuhannya adalah sama seperti yang Ibu Rumah Tangga butuhkan, yaitu bisa bertahan hidup ketika krisis melanda.
Kita bisa melakukannya dengan meng-adaptasi dari apa yang dilakukan oleh Fund Manager. Beberapa strategi sebenarnya cukup sederhana, dan sangat mudah untuk kita aplikasikan dalam aktivitas trading kita.
Salah satu cara yang Manajer Investasi sering lakukan adalah melakukan diversifikasi di portfolio mereka. Berikut adalah metode diversifikasi sederhana yang banyak dipakai oleh fund manager besar, yang kami adaptasi untuk membuat portfolio management yang lebih relevan bagi Investor Ritel seperti kita.
Tujuan kita membagi portofolio menjadi 3 kelas seperti ini, bukan sekedar untuk memperbanyak varian saham, tetapi lebih untuk menyelamatkan kita dari krisis (kerugian) yang bisa datang kapan saja, serta ekspektasi untuk cepat kaya.
Bila kita tidak membagi portofolio kita menjadi 3 bagian seperti ini, menurut saya akan sangat mudah bagi kita untuk memenuhi portofolio kita dengan saham Class C.
Saham saham gorengan yang mungkin bisa mendapatkan keuntungan 20-30% dalam waktu singkat, namun kita juga tahu, saham yang bisa naik luar biasa dalam waktu singkat, juga akan bisa turun luar biasa dalam waktu singkat.
Porsi Class A saham dengan resiko rendah, fundamental terjamin, dan pergerakan harga wajar sebaiknya mendapat porsi yang terbesar. Mengapa demikian? Karena ini menjadi salah satu langkah defensif, agar jika terjadi resiko, at least, resiko kita tidak jauh dari pergerakan IHSG.
Sedangkan untuk Class B, saham dengan resiko medium. Saham ini bisa menjadi pilihan menarik karena umumnya saham ini bergerak searah dengan Class A, namun dengan volatilitas yang lebih tinggi. Umumnya Investor akan lebih menyukai saham yang lebih beresiko seperti ini.
Salah satu langkah defensif lainnya adalah dengan tidak memenuhi portfolio kita dengan saham di sektor yang sama, misalnya portfolio kita hanya diisi oleh 4 saham ADRO, PTBA, ITMG dan DOID, semuanya emiten ini sangat terpengaruh oleh pergerakan harga batubara, yang tidak bisa dikendalikan oleh kita. Penyusnan porfolio seperti ini tentu akan sangat beresiko tinngi.
Cara mengelola portofolio yang baik untuk Investor Ritel adalah salah satu materi yang akan kami ajarkan secara lengkap pada Workshop Psychology Trading & Money Management. Bagaimana anda bisa dengan mudah menjadi seorang Manajer Investasi hanya dengan melakukan diversifikasi seperti ini. Bagi rekan – rekan yang berada di Surabaya, masih dibuka kesempatan untuk mengikuti workshop yang akan diadakan akhir pekan ini.
Kesimpulan
Dengan memiliki kesadaran bahwa sama seperti Ibu Rumah Tangga, yang tidak tahu apa yang akan terjadi di depan sana, maka kita seharusnya juga bisa dengan sadar melakukan langkah defensif untuk portofolio kita. Meskipun kita benar – benar yakin dengan analisa yang kita lakukan, atau kita benar – benar yakin dengan setiap informasi yang kita dapatkan dari guru kita, kita tetap harus sadar bahwa market bisa memberikan apa saja.
Kita tidak pernah tahu kapan market akan memberikan kita keuntungan atau kerugian, yang perlu kita lakukan adalah mempertahankan portofolio kita agar aman dari bencana, karena untuk bisa terus mendapatkan kesempatan di market, kita harus tetap hidup di market.
Sama seperti anda, tujuan saya datang ke Bursa Saham adalah untuk menjadi kaya raya. Namun terkadang kita terjebak dengan keseruan yang diciptakan saat kita melakukan analisa yang pada dasarnya hanya sebagian dari faktor yang menentukan kesuksesan seorang trader.
Itulah mengapa saya menulis artikel ini, untuk kembali mengingatkan saya pada alasan pertama mengapa memilih jalan untuk masuk ke bursa saham, yaitu menjadi kaya, bukan banyak gaya.
Joseph Gabetua S.S.T.
Analyst of Creative Trading System. Relentless Trader and Part Time Investor. Huge dreams, Small me.