Pada bulan Ramadhan, ada dua mitos yang dipercaya banyak pelaku pasar, mitos pertama adalah market akan cenderung bergerak sepi dalam periode ini, namun mitos tersebut ternyata tidak terbukti benar. Seperti pembahasan kami sebelumnya, setelah diteliti ternyata tidak ada indikasi penurunan volume yang terjadi pada bulan puasa dalam 10 tahun terakhir. Jadi ada kemungkinan mitos mengenai sepinya market di bulan puasa hanyalah mitos belaka, dan tidak terbukti kebanarannya.
Selain mitos tersebut pelaku pasar juga percaya akan mitos naiknya saham-saham consumer goods di pada saat bulan puasa. Dalam periode ini bandar sepertinya memanfaatkan momentum meningkatnya penjualan emiten-emiten di sector ini, sebagai sentimen untuk menggerakan harga.
Berbeda dengan mitos sebelumnya yang tidak terbukti kebanarannya, hasil research kami memendapatkan memang ada indikasi penguatan pada sector Consumer dalam bulan Puasa 10 tahun terakhir. Oleh karena itu di awal Bulan Ramadhan ini tidak ada salahnya kita kita memberikan perhatian lebih pada saham-saham consumer dan perdagan eceran.
Hai ini kami akan membahas mengenai pergerakan INDF, sebagai salah satu emiten consumer goods terbesar di Indonesia, dan juga harganya terlihat memberikan tanda-tanda kenaikan dalam beberapa hari terakhir.
Jika melihat pergerakan harga 2 hari terakhir dalam perdagangan minggu lalu kita bisa melihat adanya indikasi kenaikan harga yang berhasil mematahkan trend penurunannya yang sudah terjadi di bulan Maret lalu.
Secara technical kenaikan ini membuka peluang pada kenaikan lebih lanjut dalam bulan puasa ini, secara technical target jangka pendek saham ini ada di kisaran 7.500.
Dari sudut pandang Foreign Flow dan Bandarmologi saham INDF dalam kondisi yang netral, dimana tidak terlihat adanya akumulasi atau distribusi yang signifikan dalam setahun terakhir, pada kenaikan 2 hari terakhir, memang terjadi akumulasi namun jumlahnya bisa dibilang kecil.
Dari sudut pandang Bandarmologi dan Foreign Flow saham INDF saat ini masih dalam kondisi biasa-biasa saja.
KINERJA DI BULAN PUASA
Dari tabel di atas kita bisa meelihat kinerja INDF dibandinkan dengan kinerja IHSG di bulan puasa dalam 10 tahun terakhir. Rata -rata pergerakan IHSG di bulan ramadan dalam 10 tahun terakhir ada di kisaran + 2.4%, kinerja INDF terbukti lebih baik dengan rata-rata 2.69%.
Namun jika kita melihat pergerakan INDF 5 tahun terakhir, kinerja INDF ternyata selalu lebih rendah dari IHSG, yang menunjukan bahwa dalam 5 tahun terakhir, saham ini justru cenderung bergerak turun selama bulan puasa. Rata-rata kinerja INDF dalam periode ramadan 5 tahun terakhir adalah -1.3%, jauh lebih buruk dibandingkan dengan rata-rata IHSG +0.8% dalam periode yang sama.
KESIMPULAN
Kesimpulan, kinerja INDF di bulan puasa ternyata tidak istimewa, mitos naiknya saham-saham consumer pada periode ini, tidak terbukti di INDF. Kinerja INDF ternyata lebih dipengaruhi oleh kinerja IHSG pada periode yang sama. Selama IHSG bergerak positif, INDF masih berpotensi naik.
Rekomendasi kami di saham ini masih NETRAL, kami tidak menganggap saham ini dalam kondisi yang buruk, namun juga tidak menganggap saham ini memiliki potensi yang besar untuk naik.
Website Administrator
Creative Trading System | Creative Idea in Stock Market