Case Study: ASII – BBRI – CPIN (overview)

Salam semuanya, sepanjang minggu ini saya mencoba untuk berinteraksi dengan teman-teman untuk membahas pergerakan 3 saham pilihan yang sebelumnya dipilih oleh rekan-rekan anggota Group Warung Saham di facebook.

Saya mencoba menggunakan cara analisis yang sesederhana mungkin berikut penjelasannya supaya bisa dijadikan bahan pembelajaran juga bagi mereka yang sama sekali belum mengenal Technical Analysis.

Ini bukanlah rekomendasi, melainkan hanya case study, jadi mohon tidak dijadikan sebagai bahan pertimbangan investasi anda.

Jika anda belum membaca analisis di hari-hari sebelumnya, saya sarankan anda untuk mengikutinya sejak awal.

CASE STUDY 1: ASII
ASII kemungkinan sedang dalam masa peralihan trend dari dowtrend ke sideways atau uptrend, dapat dilihat dari garis biru yang sedang dalam kondisi menanjak, konfirmasi perrubahan trend jika harga bisa ditutup di atas garis downtrend merah.

Kondisi Bollinger Band yang juga sudah menyempit menunjukan volatilitas harga yang sudah mulai berkurang, dan besarnya volume menunjukan kalau saham ini tidak kehilangan peminatnya, meskipun volatilitasnya sudah berkurang. Speculative Buy sebaiknya baru dilakukan jika indeks berhasil tutup di atas mid band.

CTS Comparative Performance

Indikator di atas menunjukan perbandingan performance ASII dengan IHSG, dapat dilihat ketika ASII dalam trend bullish performance saham ini jauh mengalahkan IHSG, dan ketika terjadi “death cross” (ditunjukan dengan pembatas berwarna biru), ASII juga mengalami perubahan trend menjadi bearish.

CASE STUDY 2: BBRI

Saham BBRI sedang berada dalam medium term bearish, saat ini sedang berada dalam support di fibonacci ret 61.8, di harga 4.600, fibonacci tersebut dibentuk dari titik terendah sampai tertinggi tahun 2010 (Februari 2010-November 2010), untuk menghindari jebakan saya membuat support di level 4.500 sebagai level toleransi penembusan support, dan jika harga close di bawah level tersebut maka BBRI akan mengarah ke level 3.500.

Dalam jangka pendek BBRI berada dalam trend sideways dengan support di 4.550 dan resisten di level 5.350, (digambarkan dengan 3 garis biru).

CTS Comparative Performance

Indikator yang terdapat di bagian atas merupakan perbandingan performance BBRI (warna biru) dengan performance IHSG (warna merah), hal ini menunjukan bahwa BBRI sudah sangat underperformance jika dibandingkan dengan indeks, dengan kata lain, saham ini sudah bisa dibilang murah jika anda mau membelinya untuk jangka panjang. (Catatatan: indikator ini hanya bisa digunakan untuk saham-saham berkapitalisasi besar dan memiliki historical pergerakan yang searah dengan IHSG.

CASE STUDY 3: CPIN

Hal pertama yang sebaikanya dipertimbangkan melihat pergerakan harga CPIN adalah sudah patahnya garis uptrend (garis tebal berwarna hijau) itu artinya jika dulu anda beranggapan kalau CPIN akan “selalu naik” karena dia naik dari harga 2.000 sampai ke 10.000 sekarang keadaan itu sudah berubah (dengan patahnya garis trend terendah ini), sekarang harus merubah anggapan anda dan menganggap CPIN “selalu turun” karena sedang berada dalam kondisi bearish.

Hal seperti ini yang sering kali menjebak para investor, itu sebabnya sekarang banyak orang “nyangkut” di saham ASII, GJTL dan juga CPIN Karena investor tetap memiliki mindset kalau saham-saham tersebut akan selalu naik, sehingga selalu menerapkan strategi buy on weekness dan tidak menyadari kalau sudah terjadi perubahan Trend, seperti yang terjadi pada saham ini,

Dalam jangka pendek indeks masih bergerak turun ke fibonacci ret 50% di 1.250, namun volatilistas yang cukup besar dan dapat dimanfaatkan untuk mencari keuntungan dalam jangka pendek, ketika harga memberntuk lower low dan lower high.

Happy Trading dan Happy Cuan All

Argha J Karo Karo

PS : Jika anda berkenan tolong berikan rating untuk artikel ini dengan cara memilih jumlah bintang di atas. Terima Kasih

follow my twitter @ArghaJKaroKaro