Mungkin selama ini yang kita dengar tentang Warren Buffett hanya kisah bagaimana Coca Cola menjadikan ia kaya raya, dan akhirnya membawa ia masuk kedalam jajaran orang paling kaya di dunia. Tapi tahukah anda bahwa Warren Buffett, seseorang yang bisa dikatakan sebagai The Greatest Investor of All Time, MENYESAL telah membeli perusahaan yang selama ini ia besarkan?
Pembeliannya pada saham Berkshire Hathaway, justru membuat ia harus merugi sebesar $ 200 Juta untuk menyelamatkan perusahaan tekstil ini dari kebangkrutan. Tidak kapok dengan perusahaan tekstil, Buffett pun kembali membeli saham perusahaan Waumbec 13 tahun kemudian. Dan tidak lama setelah Buffett melakukan akuisisi perusahaan tekstil ini, Waumbec bangkrut.
Tidak hanya yang membuatnya merugi, ada beberapa saham juga yang membuat Buffett nyangkut cukup lama. Seperti misalnya pembeliannya pada saham US Airways yang awalnya dinilai memiliki return yang sangat tinggi, tetapi malah gagal membayar deviden kepada para Investornya, dan selama bertahun – tahun tidak terlihat memberikan indikasi pertumbuhan.
LUCK – HOKI
Dari beberapa kasus diatas, kita bisa melihat bahwa bahkan seorang Warren Buffett pun melakukan kesalahan. Benar bahwa Warren Buffett memiliki strategi yang ia percaya dan memang terbukti menghasilkan uang, tetapi bukan berarti strategi ini akan selalu berhasil bagaimana pun kondisinya.
Warren Buffett pun mengakui bahwa ia melakukan kesalahan dan menyesali beberapa keputusannya, hanya saja, ketika kesalahan – kesalahan tersebut diatas terjadi, hal tersebut tidak membuat Buffett bangkrut dan keluar dari market.
Dan memang itu kuncinya, selama kita MASIH PUNYA MODAL, MASIH ADA HARAPAN, terlepas dari apa yang kita percaya benar atau salah. Mungkin selama ini market terus merampas modal yang kita miliki, dan untuk membalikan keadaan, syarat pertama yang harus kita miliki adalah MASIH PUNYA MODAL. Peluang kita untuk menemukan saham – saham Tenbagger (Saham – saham yang naik fantastis) masih terbuka lebar selama kita masih memiliki modal untuk di Investasikan.
Saya cukup yakin dengan hal ini, TIDAK ADA satupun orang yang bisa dengan jelas merumuskan bagaimana cara menemukan saham tenbagger dan membelinya di market. Menurut saya saham – saham tersebut tidak dijemput dengan seberapa canggih Kemampuan Analisa anda, seberapa solid strategi Money Management anda, atau seberapa paham anda dengan Psikologis Market, simply hanya karena HOKI anda bisa memiliki saham – saham seperti ini.
Oleh karena itu yang menjadi PR kita sebagai INVESTOR atau TRADER adalah bersiap – siap menyambut setiap peluang yang ada dan berharap LUCK mempertemukan kita dengan saham Tenbagger tersebut. Seperti cerita bagaimana George Soros berhasil menghasilkan jutaan dollar dalam waktu 1 malam. Memang terdengar fenomenal, tetapi sepanjang karirnya, kejadian fenomenal seperti itu hanya terjadi 2 – 3 kali.
Investor Mistake
Sayangnya beberapa Investor menaruh peran LUCK ditempat yang salah. Pada tahun 2018 lalu, disaat kami sedang mengadakan workshop Bandarmologi di kota Medan, kami mengadakan sesi tanya jawab dan kami coba memberikan pandangan kami pada beberapa saham berdasarkan Tools Bandarmologi yang diberikan.
Sampai akhirnya kami masuk kedalam sesi yang paling ditunggu sepanjang Workshop, yaitu membahas saham apa yang bisa kita beli pada hari Senin (karena Workshop diadakan pada hari Sabtu dan Minggu). Pada periode itu, saya ingat bahwa salah satu saham yang memang sangat menarik secara Bandarmologi adalah saham BBRI (Close 3350) dan kami pun coba memberikan view kami pada saham BBRI.
Mungkin karena terbakar oleh antusiasme sepanjang workshop, salah satu bapak yang mengikuti workshop tersebut tiba – tiba menyuarakan pendapatnya dengan lantang ala orang medan, “Pak, saya all in di BBRI…. “
Mendengar hal tersebut, kami cukup senang karena ada yang percaya pada kami, tetapi sekaligus takut karena apa jadinya jika BBRI malah keluar jalur dan malah membuat bapak tersebut rugi besar. Ditambah lagi, bapak tersebut mengatakan bahwa ia ALL IN di saham tersebut.
Meskipun trust tersebut diberikan kepada kami, kami sadar bahwa hal tersebut tidak seharusnya dilakukan. Tanpa mengurangi rasa hormat kami terhadap beliau, menurut kami ada 2 kesalahan yang dilakukan Investor ini, yang pertama, karena APA YANG IA LAKUKAN yaitu ALL IN di satu saham (kecuali memang trading plan yang ia miliki adalah selalu ALL IN).
Kedua, TIDAK MELAKUKAN apa yang seharusnya menjadi tugasnya, yaitu menyesuaikan dengan trading plan yang ia miliki. Posisi kami saat itu adalah sebagai guru yang memberikan rekomendasi, jika beliau hanya mempercayai apa yang kami katakan, menurut kami, hal ini hanya akan menjadi awal dari masalah – masalah berikutnya.
Dari beberapa pengalaman seperti itu, kami sadar bahwa bahwa kesalahan – kesalahan INVESTOR seperti ini sebenarnya jika dirumuskan, hanya terbagi pada 2 kategori, yang pertama kesalahan karena APA YANG KITA LAKUKAN. Kedua, karena APA YANG TIDAK KITA LAKUKAN.
Because of What We Have Done
2 kesalahan yang paling sering seorang trader LAKUKAN adalah Oversize dan Overtrade. Misalnya, ada seseorang yang karena terlalu percaya kepada apa yang ia lihat, akhirnya ALL IN (Oversize) di satu saham tanpa memberi ruang jika terjadi kesalahan. Pada contoh bapak di workshop Bandarmologi tersebut, Oversize-nya masih terbilang aman karena ada pada saham yang bisa dibilang punya kredibilitas yang baik.
Namun jika Oversize yang terjadi disini adalah salah ukuran di saham yang salah, ini akan membawa bencana. Misalnya benchmark dari trading kita adalah IHSG, sampai suatu ketika, ketika kita melihat 2 peluang di 2 saham, TLKM dan BOLA. Kita membeli TLKM sebanyak 20% Porto, sedangkan BOLA 40%, maka tidak heran jika yang terjadi Portofolio kita malah semakin tidak berkolerasi dengan IHSG.
Lalu misalnya jika kita kecanduan trading dan sampai akhirnya jumlah saham yang ada di porto kita menjadi terlalu banyak(Overtrade). Belum selesai dengan saham yang satu, kita malah keluar dan mencari potensi di saham lain.
Pada dasarnya, Trading sendiri memiliki ongkos yang lebih mahal (Fee Jual – Beli), ditambah lagi dengan keluar masuk di beberapa saham mungkin malah membatasi keuntungan dari saham – saham tersebut. Prinsipnya seperti ini, memelihara 5 saham akan lebih mudah dari memelihara 20 saham.
Because of What We Don’t Do
Awalnya saya memiliki salah satu prinsip dalam Investasi seperti ini, “saya hanya akan salah jika saya bertindak tanpa memiliki alasan logis dari keputusan tersebut, oleh karena itu, JIKA SAYA BELUM BERTINDAK, maka SAYA BELUM SALAH.“.
Terdengar benar, namun di beberapa kondisi penggalan kalimat “JIKA SAYA BELUM BERTINDAK, maka SAYA BELUM SALAH” jika diterjemahkan ditempat yang salah, bisa jadi kesalahan besar, seperti misalnya dalam hal CUT LOSS.
Salah satu yang saya sadari menjadi kesalahan yang paling sering terjadi karena TIDAK DILAKUKAN oleh seorang Investor adalah nyangkut terlalu dalam. Alasan satu – satunya adalah mereka masih memiliki harapan sehingga akhirnya mereka menunda melakukan CUT LOSS (Mungkin karena berpikir, selama belum CUT LOSS, saya belum RUGI).
Padahal mungkin jika kita melepas saham tersebut, kita bisa alokasikan modal kita pada saham – saham yang memang punya peluang, dan mungkin – mungkin salah satu dari mereka adalah saham tenbagger tersebut. Saya sendiri pernah mengalami hal tersebut saat nyangkut di saham SRIL tahun 2018 lalu padahal di waktu yang sama saya menyadari saya melihat peluang di saham INKP, alhasil saya tidak ikut dalam kenaikan luar biasa INKP 2018 lalu.
Karena terkadang yang membuat kita lebih menyesal adalah bukan pada apa yang kita beli tetapi salah, tetapi apa yang kita tidak beli dan malah naik.
Atau misalnya dalam hal menggantungkan sepenuhnya keputusan INVESTASI pada guru, atau analis, TANPA MELAKUKAN ANALISA dan menyusun STRATEGI MANAGEMENT lebih lanjut terhadap trade tersebut. Jelas ini merupakan suatu kesalahan.
Kesimpulan
Warren Buffett sendiri mengakui bahwa ia melakukan beberapa kesalahan, beberapa karena APA YANG IA LAKUKAN, seperti membeli perusahaan yang memang berujung bangkrut ataupun nyangkut. Beberapa lainnya karena apa yang TIDAK IA LAKUKAN, seperti menolak membeli saham Google, padahal saat itu anak perusahaan Berkshire Hathaway memiliki saham Google di harga masih sangat murah.
Kami sendiri menyadari ada 2 cara agar kita bisa terhindar dari kesalahan – kesalahan ini, either kita mengalami sendiri dan mencari solusi yang cocok untuk kita, atau kita meng-edukasi diri kita dengan pengalaman gagal orang lain, dan mengambil solusi – solusi praktikal dari pengalaman tersebut.
Setiap Investor tidak luput dari kesalahan, justru kesalahan ini merupakan salah satu seni dari permainan ini. Bagaimana kita tetap bertahan meskipun melakukan kesalahan, itu yang lebih penting. Karena tidak ada gunanya kita menyadari kesalahan kita disaat kita tidak lagi memiliki modal untuk tetap berada di game ini.
Joseph Gabetua S.S.T.
Analyst of Creative Trading System. Relentless Trader and Part Time Investor. Huge dreams, Small me.
2 comments
Saya jadi ingat Amsal
Berkat TUHANlah yang menjadikan kaya, sudah payah tidak akan menambahinya.
Miracle, LUCK yang saya bahas di artikel ini berangkat dari ayat tersebut pak. Terima kasih pak