Sadar bahwa bursa saham bukan tempat yang seindah itu, tentu membuat beberapa dari kita bertanya, apa sebenarnya yang menjadi ‘KUNCI SUKSES’ dari orang – orang yang sudah bermain lebih lama di market. Apa yang mereka punya dan tidak kita punya. Apa yang mereka perhatikan dan tidak kita perhatikan sehingga mereka bisa menghasilkan begitu banyak uang di market, sedangkan kita masih terus kalah dengan IHSG.
Sebagai seorang trader, saya juga terus mencari hal tersebut beberapa tahun kebelakang. Belajar dari buku ke buku, video ke video lainnya, mencari tahu, bagaimana cara seorang trader sukses melihat market. Sudut pandang mana yang mereka pakai ketika mereka melihat market, sehingga mereka bisa membentuk Fund Manager dengan Asset Under Management (AUM) sampai miliaran dollar, dan juga menghasilkan profit yang fantastis.
Tetapi semakin saya mencari, yang ditemukan justru kebingungan dan kekecewaan. Karena memang masing – masing dari mereka memiliki sudut pandang yang berbeda. Cara mereka overcome market, berbeda – beda satu dengan lainnya, sehingga yang bisa saya simpulkan adalah, ‘tidak ada satu cara pasti untuk bisa sukses di market’.
Oleh karena itu, di artikel ini, saya akan membahas sedikit tentang 5 tokoh di pasar modal, yang memberikan kita gambaran bahwa walaupun dengan pandangan yang berbeda, they still have their own way. 5 tokoh ini tetap memberikan pengaruh yang luar biasa untuk industri pasar modal, bahkan ketika mereka sudah tidak lagi ada.
Warren Buffett
Ada baiknya jika kita memulai dari seorang Investor yang paling sering kita dengar, Warren Buffett. Siapa yang tidak kenal beliau, hampir semua orang yang mendalami Analisa Fundamental, atau Value Investing, memiliki kiblat ke Warren Buffett. Walaupun beberapa mungkin tahu bahwa Buffett juga mempelajari hal tersebut dari seorang guru bernama Benjamin Graham.
Salah satu yang membuat beliau menjadi yang paling populer diantara yang lain, bahkan dari guru nya sendiri, adalah karena ia juga terus bertengger di jajaran top 10 orang paling kaya di dunia versi Forbes sejak tahun 1995 sampai dengan 2019.
Cara Buffett melihat market mungkin sudah cukup populer di Indonesia, menghitung value perusahaan, melihat prospek bisnis, dan mencari tahu kemampuan perusahaan bertahan di masa krisis. Semua hal yang dilakukan, dengan membaca laporan keuangan perusahaan, menghitung financial ratio perusahaan, dan lain – lain, bertujuan untuk 3 hal diatas.
Sehingga bisa disimpulkan, Investasi yang dimiliki Buffett berdiri diatas pondasi keyakinan terhadap Fundamental perusahaan tersebut, dan bukan terhadap harga sahamnya.
Peter Lynch
Peter Lynch, seorang Trader yang terkenal di tahun 70-90an ini, memang sudah cukup familiar untuk beberapa orang. Bila kita melihat sedikit penjelasan mengenai beliau, Peter Lynch dikenal karena Fund Manager yang ia kelola memiliki kinerja yang sangat baik. Sejarah mencatat, kinerja Fidelity Magellan Fund memiliki rata – rata sampai dengan 29,2% per tahun.
Tidak hanya itu, Peter Lynch juga berhasil mengungguli S&P 500 sebanyak 11 kali dalam 13 tahun pengelolaan dana tersebut. Ini membuat dia bisa dibilang menjadi trader paling profitable sepanjang sejarah.
Cara Peter Lynch melihat market memang terbilang yang paling kompleks dan modern diatara yang lain sejamannya. Ia mempertimbangkan banyak aspek dalam membeli suatu saham, Fundamental, Teknikal, dan bahkan konsep follow Insider sudah ia terapkan ketika ia berada di market.
Semua konsep ini, ia paparkan dalam rupa sebuah buku, ‘One Up On Wallstreet’. Dalam buku ini terlihat bahwa Peter Lynch adalah trader yang adaptif. Ia tidak berpatok terhadap beberapa pola analisa saja, tetapi terus berubah seiring dengan waktu, dan mampu beradaptasi dengan bagaimanapun kondisi market saat itu.
Ray Dalio
Bridgewater Associates, adalah hedge fund manager dengan dana kelolaan terbesar, dengan Asset Under Management (AUM) mencapai $137 Milliar, atau setara dengan hampir Rp 2.000 triliun. Ini 2 kali lebih besar dari competitor terdekat mereka, Renaissance Technologies (James Simons) yang hanya memiliki AUM $69 Miliar.
Dan orang yang ada dibalik perusahaan raksasa ini adalah Ray Dalio. Beberapa mungkin mengetahui Ray Dalio karena speech-nya dalam acara TED Talks mengenai Idea Meritocracy.
Namun yang kami tangkap, ia tidak terlalu terbuka mengenai saham seperti apa yang ada dalam line up portfolio Bridgewater. Karena memang bukan kewajiban sebuah Hedge Fund Manager untuk memberi tahu strategi Investasi mereka ke Client mereka.
Cara Ray Dalio menghadapi market, menurut kami cukup berbeda dengan yang lain. Konsep yang ia jelaskan adalah ‘All Weather Portfolio’. Ini adalah sebuah ilustrasi sederhana yang menerangkan bahwa portfolio seperti ini, dapat bertahan dalam kondisi seperti apapun. Dengan kata lain, strong point yang ditekankan Ray Dalio atas strategi investasinya adalah Investasi yang AMAN.
Dan dalam mencapai Investasi yang aman, ia menjelaskan bahwa diversifikasi terhadap uncorelated asset menjadi kunci utama dalam membentuk All Weather Portfolio. Diversifikasi tidak akan menjadi diversifikasi jika kita membagi terhadap saham – saham yang memang bergerak searah, justru kita harus mencari saham – saham yang tidak terkorelasi satu dengan yang lain.
Ia juga menjelaskan ada 2 cara menghasilkan uang di market: Pertama, find the best investment. Tetapi ia menerangkan bahwa jelas ini tidak bisa dilakukan. Kedua, cutting risk. Hanya dengan kita memotong resiko, itu sama seperti kita melipat gandakan potential return kita.
Dan bila dilihat, jelas ini bukan konsep yang murah. Konsep ini berhasil membuat ia dipercayakan mengelola sebanyak Rp 1.800 triliun oleh para investornya.
John C Bogle
Jack Bogle, founder dari salah satu mutual fund terbesar di dunia, Vanguard Group, dengan AUM mencapai $ 5,6 triliun atau setara dengan Rp 76.850 triliun. Ia dikenal sebagai salah satu manajer investasi yang pertama kali menawarkan investasi pasif kepada masyarakat umum.
Tidak hanya itu, produk investasi yang ia tawarkan juga memiliki fee yang sangat rendah. Dan bisa dibilang hal ini yang membuat Jack Bogle sangat disukai oleh banyak Investor di US. Karena selain concern terhadap product Investasi yang ditawarkan, Bogle juga memperhatikan setiap biaya yang mereka tagihkan, agar ramah untuk semua kalangan.
Bahkan ketika mendengar Jack Bogle tutup usia pada tahun 2019 lalu, dalam sebuah wawancara, Warren Buffet mengutarakan sebuah statement yang sangat menarik tentang Jack Bogle, “A lot of Wall Street is devoted to charging a lot for nothing. He (Bogle) charged nothing to accomplish a huge amount.”
Filosofi Investasi yang bisa kita pelajari dari seorang Jack Bogle adalah, ia menaruhkan uang pada saham – saham raksasa, atau para penggerak indeks. Ia mengatakan bahwa saham – saham second liner atau third liner pada dasarnya memang memiliki potential return yang sangat tinggi, begitu juga dengan resikonya.
Sedangkan, sedikit kasus saham bluechip yang berakhir bangkrut. Oleh karena itu, dengan hanya membeli saham bluechip, seharusnya kita memiliki resiko bangkrut yang sangat kecil, sedangkan batas atas yang masih tidak terhingga.
Mark Douglas
Mark Douglas, seorang trading educator, yang terkenal pada tahun 90an. Mungkin tidak banyak yang tahu tentang nama trader satu ini. Tetapi bisa dibilang, buku dari trader inilah yang paling banyak memberi inspirasi untuk workshop Psychology Trading dan Money Management yang kami adakan.
Mungkin tidak se-fenomenal yang lain, namun konsep yang ia jelaskan tentang Zone dalam setiap pengambilan keputusan Investasi, ternyata sangat mudah diterima, dan bisa dibilang menjadi ilustrasi terbaik untuk menjelaskan bahwa tidak semua peluang di market harus kita ambil, berinvestasilah pada apa yang anda sudah kuasai.
Ia mengatakan, “the consistency you seek is in your mind, not market”. Ini menjelaskan bahwa memang market adalah tempat yang random, siapapun bisa melakukan kesalahan, walaupun itu trader terhebat sekalipun.
Tidak banyak informasi yang menjelaskan tentang trader satu ini, dan bagaimana performa portfolionya. Tetapi lebih dari itu semua, yang bisa kita lihat disini adalah, buah pikirannya tentang market menjadi warisan yang baik untuk banyak trader diluar sana.
Terbukti dengan buku berjudul, “Trading in the Zone”, yang ia tulis, masih menjadi salah satu buku paling di favoritkan oleh banyak Trader maupun Investor.
Melihat ini, jelas bahwa memang tidak ada satu metode pasti untuk membuat orang bisa sangat kaya di pasar modal. Sangat mungkin untuk memiliki perbedaan tentang how we look the market, apalagi jika referensi pertama kita sudah berbeda. Oleh karena itu, alangkah lebih bijak jika kita menyerap mana yang logis, lakukan yang menurut kita benar dan, let’s agree to disagree.
Joseph Gabetua S.S.T.
Analyst of Creative Trading System. Relentless Trader and Part Time Investor. Huge dreams, Small me.