Dalam Voting : Anda Pilih Sahamnya, Kami Buat Analisanya yang dilakukan minggu ini INDY menjadi saham yang paling banyak dipilih oleh para pembaca setia website kami, saham ini berhasil mengalahkan saham BUMI yang untuk sementara berada di peringkat kedua.
Jika boleh jujur kami sebenarnya jauh lebih senang jika diminta untuk menganalisa pergerakan Bandar BUMI daripada INDY, itu sebabnya kami menunggu sampai tengah malam untuk melakukan penghitungan suara. Tadinya kami menganggap kenaikan saham BUMI pada perdagangan kemarin bisa membuat minat pembaca pada saham ini meningkat signifikan, dan menyebabkan suara yang diperoleh BUMI menyusul INDY.
Namun pada prakteknya ternyata meskipun dalam perdagangan kemarin saham harga INDY turun, sementara BUMI naik, namun perolehan suara INDY semakin lama semakin meninggalkan perolehan suara saham BUMI.
Alasan utama kami berharap supaya BUMI yang terpilih, karena kami merasa ada beberapa point penting yang perlu diketahui investor ritel terutama dalam menyikapi apa yang sedang dilakukan BANDAR BUMI saat ini. Sementara apa yang terJadi di saham INDY saat ini bisa dibilang merupakan strategi BANDAR biasa yang seharusnya sudah bisa diantisipasi oleh para trader yang sudah memahami ilmu bandarmologi.
Namun pada kenyataannnya investor ritel di Indonesia jauh lebih menyukai saham yang sedang turun tajam, daripada saham yang sedang naik. Jadi meskipun BUMI sedang naik, tetap saja INDY yang lebih banyak dipilih. Kebiasaan investor ritel tersebut juga sudah dipahami benar oleh Bandar yang menggerakan saham INDY dalam 2 bulan terakhir.
Bandar tahu saham yang paling diminati oleh investor ritel pada umumnya adalah saham-saham yang harganya sedang turun tajam seperti yang terjadi pada INDY. Namun harga turun saja umumnya tidak cukup membuat untuk menarik minat beli yang besar, sebagai contoh jika ada satu saham yang sudah berbulan-bulan sideways, dan tiba-tiba harganya terjun bebas, investor ritel justru takut pada saham tersebut dan tidak berminat membelinya.
Jadi kita Bandar ingin melakukan penjualan, mereka umumnya akan mengerak harganya terlebih dahulu, tujuannya untuk menarik perhatian investor ritel, karena tidak ada saham yang lebih menarik perhatian investor ritel daripada sahama-saham yang terbang tinggi harganya dalam berhari-hari. (Buktinya bisa kita lihat pada saham-saham yang dibahas di berbagai forum saham setiap harinya.)
Namun tertarik tidak selamanya berarti investor ritel berani membeli, apalagi jika harganya sudah naik terlalu tinggi dan terlalu cepat, dalam kondisi seperti itu biasanya investor ritel yang belum punya saham yang bersangkutan hanya bisa ‘mengagumi’ kenaikan saham tersebut, sambil berharap harganya segera terkoreksi supaya kita punya kesempatan untuk membeli.
Karena pada kenyataannya konsumen kelas menengah di Indonesia (yang mencerminkan profil mayoritas investor ritel di Indonesia) sangat menyukai barang bermerek yang sedang ter-discount harganya. Menyukai barang yang tadinya tidak sanggup / tidak berani kita beli, namun jadi kita beli karena harganya sedang di-discount. Itu sebabnya jika kita membeli barang yang demikian, penjual selalu membiarkan harga lamanya tetap ditempal, untuk memberi kesan murah terhadap harga barang tersebut.
Hal yang sama juga terjadi di saham INDY seperti terlihat pada gambar di atas, dalam kasus ini kita akan mempelajari bagaimana Bandar merubah persepsi kita, dan akhirnya membuat kita nyangkut :
FASE 1 : FASE MENERBANGKAN HARGA
Dalam fase ini bandar menaikan harga saham INDY dengan tujuan membuat saham ini menjadi ‘barang bermerek’, barang yang ingin kita miliki tapi tidak berani kita beli karena terlalu mahal harganya.
Melalui grafik Bandarmologi Pro yang kami tunjukan di atas kita bahkan bisa melihat bukti bahwa pada saat harga INDY terbang dari 700an ke 1300an kepemilikan broker-broker ritel terus bergerak turun, artinya pada periode tersebut mayoritas investor ritel hanya bisa menjadi penonton kenaikan harga tersebut, sebagian investor ritel yang sudah punya saham ini sebelumnya justru memilih untuk menjual saham tersebut sehingga curva putih di atas bergerak turun pada Fase ini.
FASE 2 : FASE DISCOUNT BESAR-BESARAN
Setelah berhasil menbuat INDY menjadi ‘barang bermerek’ dan diinginkan banyak orang, maka inilah waktu yang tepat untuk Bandar INDY mulai mendistribusi sahamnya, dalam proses ini Bandar akan memerintahkan pasukan penyebar rumor dan berita positif yang sudah tersebar ke berbagai media sosial, group saham, dan berbagai media lainnya untuk mempromosikan saham INDY. Kurang lebih sama seperti promosi besar-besaran yang dilakukan sebuah Mall ketika mereka ingin melakukan ‘mid night sale’
Dalam kasus INDY ini kita melihat pada periode penurunan harga ini, grafik kepemilikan investor ritel terlihat naik signifikan, jauh lebih tinggi dari level sebelumnya. Artinya jumlah saham yang berhasil mereka jual pada investor ritel pada fase ini jauh lebih banyak dari barang saham yang mereka beli pada Fase 1. Hal ini menunjukan kesuksesan Bandar INDY mendistribusi barangnya.
Related: Jika anda tertarik untuk mempelajari bagaimana membaca pergerakan Bandar dan bagaimana memanfaatkannya untuk keuntungan anda dalam trading maupun berinvestasi, ikuti Workshop Bandarmologi Akhir Tahun yang dalam 3 bulan kedepan akan diadakan di JOGJA, SURABAYA, JAKARTA, dan secara ONLINE . Informasi lengkap dan pendaftaran klik disini.
FASE 3 : FASE BUYBACK / PROMOSI LANJUTAN
Dalam 2 fase di atas kita bisa melihat bahwa Bandar sudah berhasil memperoleh keuntungan yang cukup besar, dari manuver yang mereka lakukan. Namun kita juga tahu suatu diskon hanya menarik sampai level tertentu saja, jika suatu barang sampai di diskon 90%, atau setiap hari diskonnya dinaikan, barang yang bermerek pun bisa terlihat seperti sampah. Hal itu yang terjadi 3 hari yang lalu. ketika INDY sudah kembali lagi ke level 700an.
Minat beli dan kepercayaan investor sudah jeblok di saham ini, forum-forum saham dipenuhi orang yang panik karena kejatuhan harga saham ini yang tidak kunjung berhenti. Hal inilah yang tidak terjadi di barang bermerek, karena saham tidak memiliki kegunaan lain selain untuk dijual lagi, maka dalam keadaan panik investor ritel justru cenderung menjual lagi saham yang sudah mereka beli di harga rugi.
Hal inilah yang kita lihat dalam 2 hari terakhir di mana ketika harga saham INDY mengalami rebound, kepemilikan broker-broker ritel justru kembali bergerak turun.
Tujuan kenaikan ini sudah sering kami bahas dalam artikel-artikel kami sebelumnya, kemungkinan pertama kenaikan harga digunakan sebagai promosi lanjutan, supaya ritel kembali tertarik di saham ini, dan penjualan Bandar bisa kembali meningkat, dalam skenario ini biasa kenaikan bersifat cepat, namun disertai dengan penurunan harga lagi setelahnya.
Kemungkinan kedua adalah Bandar melakukan BuyBack dari saham-saham yang sudah mereka jual, dalam skenario ini harga umumnya bergerak lambat, karena Bandar tentunya tidak mau membeli di atas harga jual mereka sebelumnya.
Dalam artikel ini kita melihat bagaimana Bandar bisa menyulap saham yang tadinya tidak diminati, manjadi saham yang sangat populer karena harganya terbang tinggi, namun ketika kita beli harganya justru anjlok, namun di sisi lain tidak semua investor ritel menjadi korban, akan selalu ada investor ritel yang berhasil memanfaatkan manuver-manuver pergerakan harga yang dilakuan Bandar di saham ini.
Itulah sebabnya kami sangat menyukai ilmu bandarmologi, karena kami menganggap ilmu ini adalah mata rantai yang menyambungkan antara Analisa Fundamental dan Analisa Technical, ilmu yang menjelaskan apa yang terjadi di balik pergerakan harga yang kita lihat di monitor. Itu sebabnya kami sangat bersemangat untuk terus mengajarkan ilmu ini dan membagikan hasil-hasil riset yang kami lakukan, baik melalui Workshop, atau melalu artikel-artikel yang kami tulis setiap minggunya. Karena kami percaya dengan mengajarkan ilmu ini, kami bisa membantu anda naik ke level yang lebih tinggi dalam trading dan investasi anda.
Selama ini Kekuatan Psikologis dalam trading umumnya hanya bisa didapatkan dari pengalaman selama bertahun-tahun, namun untuk mempercepat dan menyederhanakan proses tersebut Team Creative Trader akan mengadakan Workshop Psikologi Trading dan Money Management, yang akan diadakan untuk pertama kalinya di Jakarta (4-5 Agustus 2018) dan Surabaya (3-4 November 2018). Klik disini untuk mengetahui materi apa saja yang akan diajarkan dalam workshop ini.
Related: Jadwal Workshop Bandarmologi yang baru sudah kembali tersedia, dalam 4 bulan kedepan kami akan mengadakan Workshop di Jakarta, Surabaya, Medan dan Makassar, bagi anda yang sudah memahami pentingnya Analisa Bandarmologi dan ingin belajar secara mendalam mengenai bagaimana membaca pergerakan bandar, dan memanfaatkannya untuk keuntungan kita sebagai investor ritel. Anda bisa mendapatkan info lengkapnya disini.
Website Administrator
Creative Trading System | Creative Idea in Stock Market