Saham AISA menjadi saham yang paling banyak dibahas para investor sepanjang perdagangan hari Jumat lalu, hal ini disebabkan karena beredarnya rumor akan masuknya Group Salim atau Group Sinarmas untuk membeli bisnis beras yang dimiliki oleh AISA, rumor itu disebar di berbagai media cetak di pagi hari sebelum pembukaan perdagangan, berita yang sama juga kami cantumkan dalam Rangkuman Berita Pagi hari Jumat lalu.
Pada link ini anda bisa membaca berita lengkap yang beredar di Koran Kontan di hari terakhir perdagangan minggu lalu. Berita yang sama juga keluar di Edisi Cetak Koran Kontan hari Jumat.
Ada banyak hal yang menarik dari berita tersebut, pertama adalah judul beritanya langsung diawali dengan kata ‘Rumor Hot’ , hal ini bisa dibilang cukup janggal, karena jika kita baca beritanya, dikatakan bahwa Group Salim sempat tertarik membeli bisnis bersa AISA, namun mundur karena harganya dianggap terlalu mahal. Sementara Managing Director Sinarmas Group mengatakan “Setahu saya Sinarmas belum punya rencana masuk ke Bisnis Beras”
Kalau 2 pihak yang dikabarkan akan melakukan pembelian sudah memberikan statement yang menyangkal berita tersebut, kenapa beritanya diberi judul ‘Rumor Hot’ ? Kenapa tidak diberi judul kurang lebih seperti “Group Sinarmas dan Salim bantah akan beli Bisnis AISA.”
Namun terlepas dari pemilihan judul yang cukup janggal, kenyataanya Rumor ini langsung menjadi Rumor Hot sepanjang perdagangan hari Jumat lalu. Berita ini menjadi pembahasan di berbagai forum-forum saham, dan dari pantauan kami ada beberapa pakar saham dan analis sekuritas pun terlihat tidak mau ketinggalan untuk memberikan komentarnya mengenai berita ini. Namun kita tentu tahu alasan rumor ini menjadi HOT bukan disebabkan oleh isi dari berita tersebut, melainkan karena harga AISA naik sampai 22%. setelah keluarnya berita tersebut.
Kita bisa mengerti kalau para investor, pakar saham dan analis sekuritas ikut nimbrung membahas berita ini dan menjadikannya RUMOR HOT karena mereka sudah melihat harga AISA bergerak naik di awal sesi kedua hari Jumat kemarin, namun pertanyannya adalah bagaimana wartawan yang memberi judul artikel ini juga mengetahui kalau harga AISA akan naik pada perdagangan hari Jumat, sehingga belum apa-apa judul artikelnya langsung diawali kata ‘Rumor Hot’.
Padahal kita sama-sama tahu, berita di media cetak sebesar Kontan umumnya dibuat pada malam hari sebelumnya, dan sudah turun cetak jam 4 pagi atau bisa dibilang 5 jam sebelum pembukaan bursa, dan hampir 10 jam sebelum harga AISA terbang. Kita juga tahu pada hari Kamis lalu tidak ada pergerakan harga yang istimewa di saham AISA, jadi sulit dimengerti apa alasan logis dibalik pemilihan judul dari artikel di atas.
Kemungkinan lainnya adalah nara sumber yang dimintai keterangan untuk penulisan artikel ini memang sudah tahu pasti kalau harga AISA akan naik 22% pada perdagangan hari Jumat, jauh sebelum berita tersebut bahkan ditulis oleh wartawan yang bersangkutan.
Hal menarik lainnya dalam berita ini adalah : Kita tahu pihak manajemen memang terkadang menyangkal rumor-rumor yang beredar di pasar, meskipun sebenarnya rumor tersebut benar adanya. Namun kalaupun benar Group Sinarmas dan Indofood berminat membeli bisnis beras AISA, lalu kenapa ?!
Bukankah rencana penjualan bisnis beras AISA memang sudah diungkapkan sejak bulan Oktober lalu ? Bukankah dalam periode yang sama harga saham AISA justru turun dari 1.000an sampai 300an dan pada saat itu para analis mengatakan penurunan harga AISA disebabkan karena rencana penjualan bisnis beras yang dimiliki perusahaan. Lalu kenapa sekarang ketika ada Rumor pembelinya muncul harga AISA justru bergerak naik, dan bukannya turun ?! Apa bedanya untuk AISA jika bisnis beras mereka dibeli oleh konglomerasi dengan nama besar seperti Salim Group atau Sinarmas Group, karena setelah dijual bisnis tersebut sudah bukan milik AISA lagi, dan tidak ada lagi hubungannya dengan pergerakan harga AISA. Yang penting bagi AISA adalah bisnis tersebut dijual dengan harga setinggi mungkin, sehingga memberi bekal untuk perusahaan memulai ‘hidup barunya’ setelah keluar dari bisnis beras. Namun kita tentu tahu, kalaupun memang benar pembelinya Group Salim atau Sinarmas, bukan berarti harga jualnya akan lebih tinggi.
Jadi memang ada berbagai kejanggalan dibalik keluarnya RUMOR HOT di saham AISA hari Jumat lalu, namun terlepas dari apa pun beritanya, dan bagaimana efeknya terhadap perusahaan, fakta paling penting adalah harga AISA naik lebih dari 20% pada hari tersebut.
Karena memang harga saham tidak dikendalikan oleh berita, karena jika harga dikendalikan oleh berita, maka ketika ada berita positif, semua orang akan ingin membeli saham yang bersangkutan, dan tidak ada yang menjual, hasilnya tidak ada pergerakan harga sama sekali, hal yang sama juga berlaku sebaliknya. Bukan cuma itu jika harga saham dikendalikan oleh berita harga AISA akan langsung terbang pada pembukaan perdagangan sesi 1 dan bukan sesi 2, karena beritanya sudah keluar sejak jam 4 pagi hari tersebut.
Itu sebabnya untuk menjelaskan alasan di balik pergerakan harga saham terutama dalam jangka pendek, analisa Bandarmologi adalah pilihan terbaik yang kita miliki, terutama karena analisa teknikal yang sampai saat ini masih banyak digunakan para investor untuk menganalisa pergerakan harga jangka pendek hanya mengatakan kalau harga sedang naik atau sedang turun, dan sama sekali tidak menjelaskan kenapa naik dan kenapa turun. Itulah sebabnya trading dengan hanya menggunakan analisa technical umumnya membuat para investor/trader tidak percaya diri dalam mengambil keputusan, karena keputusan diambil secara logis dan masuk akal, namun dengan hanya dengan melihat kumpulan candlestick yang bergerak naik dan turun, tanpa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di balik pergerakan harga tersebut.
Kembali ke kasus AISA, sekarang mari kita lihat dari sudut pandang Bandarmologi untuk mencoba menjelaskan apa yang sedang terjadi saham AISA, mengapa sahamnya terbang tinggi dalam perdaganan Jumat lalu, dan tentunya yang paling penting bagaimana prospeknya kedepan.
Di awal mari kita bahas apa yang sebenarnya terjadi pada saham ini yang membuat harga sahamnya turun secara luar biasa di sejak bulan November 2017 ketika harganya masih di 900an sampai pertengahan Desember 2017 dimana harga saham ini sudah di 300an.
Seperti dibahas di atas satu-satunya berita tambahan yang ada dalam periode tersebut adalah rencana penjualan unit beras milik AISA, sementara berita-berita buruk lainnya yang terjadi di saham ini sepanjang tahun 2017 lalu sudah terdiscount oleh harga AISA yang sudah turun dari 2200an ke 900 sepanjang tahun 2017. Namun ironisnya berita yang sama jugalah yang membuat saham ini naik 22% pada perdagangan hari Jumat.
Seperti kami jelaskan sebelumnya, berita tidak menyebabkan pergerakan harga, namun berita memang selalu menjadi alasan yang digunakan para analis sekuritas untuk menjelaskan pergerakan harga yang sedang terjadi, itu sebabnya ketika berita turun, analis akan mengatakan bahwa penurunan harga adalah efek buruk dari rencana penjualan unit beras AISA, karena berita yang ada itu, dan faktanya harga AISA turun pada saat itu, dan sekarang ketika harga AISA naik, dan beritanya masih tetap sama, maka analis akan mengatakan kenaikan harga disebabkan oleh optimisme akan dijualnya unit beras milik AISA.
Kenapa analis mengatakan melakukan itu ? Tentunya bukan karena mereka jahat, atau mau membodohi publik, mereka melakukan itu karena memang tugas mereka itu… Mereka digaji untuk melakukan itu, untuk menjelaskan kenapa saham A turun dan kenapa saham B naik, itu tugas mereka setiap hari. Yang mereka lakukan hanya untuk mencari penghidupan dari stock market, tidak jauh berbeda dari kita para trader atau investor, bedanya fokus kita adalah mencari keuntungan dan kita tidak memiliki kewajiban untuk menjelaskan kenapa harga saham naik atau turun setiap harinya, sementara mereka wajib.
Kita tentunya sudah tahu kalau harga bergerak karena adanya transaksi/ perpindahan kepemilikan di atnara para investor atau trader di bursa kita, dan di setiap transaksi harus ada yang beli dan ada yang jual, artinya harga saham naik bukan karena banyak yang mau beli. Karena jumlah lot yang dibeli dan dijual selalu sama, tidak peduli sebaik/seburuk apa kondisi sahamnya, jumlah lot yang dijual dan dibeli akan selalu sama.
Harga saham naik, karena terjadi perpindahan kepemilikan dari penjual yang lemah dan tidak bisa menggerakan harga, ke pembeli yang kuat dan bisa menggerakan harga (yang sering kita kenal sebagai Bandar), sebaliknya jika harga turun seperti yang terjadi di AISA pada bulan November sampai Desember lalu, artinya sedang terjadi transaksi antara penjual yang kuat dan pembeli yang lemah.
Fakta tersebut didukung oleh Grafik yang di generate oleh sistem Bandarmologi Pro yang dikembangkan oleh team riset Creative Trader di atas. Seperti sudah berulang kali kami bahas sistem Bandarmologi Pro dapat membagi pergerakan broker-broker menjadi 4 bagian, Top Lokal, Asing, Zombie dan Ritel, tujuannya untuk membaca arus perpindahan kepemilikan seperti yang kami jelaskan di atas.
Dalam grafik di atas kita bisa melihat kalau pada masa penurunan harga AISA di bulan November – Desember terjadi perpindahan kepemilikan dari borker-broker asing ke broker-broker ritel dan zombie, dan aksi jual besar-besaran investor asing itulah yang menyababkan harga saham AISA mengalami penurunan, sementara di waktu yang sama broker-broker ritel dan zombie (kategori broker yang kurang dikenal publik, namun memiliki kekuatan menggerakan harga, biasa digunakan untuk menggerakan saham-saham gorengan) menampung aksi jual asing tersebut. Sederhananya terjadi perpindahan kepemilikan dari Bandar Asing ke investor ritel dan Bandar Lokal.
Aksi tersebut sebenarnya masih terus berlangsung sampai saat ini dimana indikator Foreign Broker masih terus mengalami penurunan, namun tentunya kita juga tahu semakin banyak barang yang dikuasai oleh Bandar Lokal melalui broker-broker zombie maka semakin besar juga kekuatan yang mereka miliki untuk menggerakan harga.
Kurang lebih itulah yang sedang terjadi di saham AISA saat ini, karena begitu banyaknya barang yang sudah dijual oleh asing, maka kekuatan mereka untuk mengendalikan harga mulai berkurang, sementara broker-broker zombie tampak semakin aggresive melakukan pembelian terutama sejak awal bulan Februari ini, dan dalam seminggu setelah mereka cukup banyak membeli saham, mereka mulai berani mengangkat harga AISA, supaya lebih mudah kenaikan juga dibumbui oleh ‘hot rumor’ yang disebar ke publik supaya modal menaikan harganya tidak terlalu mahal, karena dibantu oleh optimisme investor ritel, sehingga paling tidak jumlah investor ritel yang mau beli dan jual saham ini berimbang.
Jadi mungkin terjelaskan sudah mengapa harga AISA mengalami kenaikan di bulan Februari ini, dan mengapa bisa muncul Hot Rumor bahkan sebelum harga AISA naik, hari Jumat pagi lalu.
Related: Anda tertarik untuk mempelajari ilmu Bandarmologi dengan lebih mendalam ? Jangan lewatkan kesempatan untuk mengikuti Workshop Bandarmologi yang akan diadakan di Jakarta (07-08 Apr), Surabaya (24-25 Mar) dan Online (9-12 Mar). Daftarkan diri anda disini.
BAGAIMANA PROSPEK AISA KEDEPAN ?!
Jika kita kembali ke grafik AISA menggunakan Sistem Bandarmologi Pro di atas, kita bisa melihat bahwa sampai kenaikan hari Jumat Indikator broker-broker zombie masih bergerak naik, artinya mereka masih terus melakukan pembelian, sementara grafik pergerkaan broker-broker ritel justru bergerak stagnan. Artinya sampai hari Jumat lalu, memang fokus bandar lokal masih untuk mengangkat saham ini, dan belum fokus profit taking. Jika kondisi ini terus berlanjut, maka harga AISA berpotensi masih melanjutkan kenaikannya, dalam beberapa hari sampai minggu kedepan. Kami melihat kumpulan broker-broker zombie tersebut sudah memiliki cukup kekuatan untuk melakukan itu…
Namun perlu juga di perhatikan salah satu perbedaan bandar lokal dan bandar asing adalah bandar lokal umumnya lebih cepat dalam merubah strateginya dari akumulasi ke distribusi… Jadi setelah mereka melakukan akumulasi selama besar-besaran sejak awal bulan Februari, kemungkinan aksi distribusi / profit taking dapat dilakukan tidak lama lagi…
Salah satu acuan dan data tambahan yang bisa kami berikan adalah, menurut perhitungan sistem kami average modal pembelian broker-broker zombie sejak bulan November lalu ada di kisaran harga 502/ lembar, artinya di kisaran harga saat ini di 665 mereka sudah profit lebih dari 30%, kalau mereka memutuskan untuk profit taking. Sementara di sisi lain average modal rata-rata investor ritel pada periode yang sama ada di kisaran 550, juga sudah dalam posisi yang untung.
Kesimpulan yang bisa kita ambil dari data tersebut adalah, di kisaran harga saat ini baik BANDAR LOKAL maupun RITEL sudah bisa sama-sama bisa profit taking, meskipun memang keduanya masih memutuskan untuk melakukan pembelian, pertanyaannya jika kedua belah pihak mau profit taking secara bersamaan, siapa yang akan nampung barangnya ?!
Menurut pandangan saya, dengan melihat sedikitnya pembelian broker-broker zombie pada kenaikan harga hari Jumat lalu, terlihat BANDAR sudah mulai di fase menggoreng AISA bukan dalam fase akumulasi lagi, dimana mereka menaikan harga sebanyak mungkin dengan modal sesedikit mungkin dengan tujuanb untuk menarik minat beli para investor ritel, sehingga mereka bisa jualan. Pertanyaannya apakah ritel sudah siap memakan umpan tersebut ?!
Related: Jadwal Workshop Bandarmologi yang baru sudah kembali tersedia, dalam 4 bulan kedepan kami akan mengadakan Workshop di Jakarta, Surabaya, Medan dan Makassar, bagi anda yang sudah memahami pentingnya Analisa Bandarmologi dan ingin belajar secara mendalam mengenai bagaimana membaca pergerakan bandar, dan memanfaatkannya untuk keuntungan kita sebagai investor ritel. Anda bisa mendapatkan info lengkapnya disini.
Founder & Creative Director of Creative Trading System.
Creative Thinker, Stock Trader, Typo Writer & Enthusiastic Teacher.
Big believer of Sowing and Reaping.
Just A Simple Man with Extraordinary God
2 comments
Wah mantap … sy alumni ws bandarmologi dengan analisa ini dan tools nya sy semakin percaya diri dlm mengambil keputusan buy and sell melengkapi banget analisa TA dan FA dan tentunya alhamdulillah lebih banyak profitnya drpd loss nya ☺ tools yg powerfull
keren pak Argha and team cts trims
Ingin belajar