Sejak awal minggu ini, saham-saham Bakrie Group kembali mendominasi perdagangan di bursa kita, setelah kenaikan BUMI yang begitu luar biasa dan semakin mendekati level 500, dalam beberapa hari terakhir saham-saham Bakrie lainnya tampak mulai bangkit.
Kenaikan ini langsung disambut dengan optimisme yang luar biasa dari para investor ritel, dari pantauan kami dalam perbincangan di berbagai media dan forum saham, hampir semuanya sibuk membahas pergerakan Bakrie Group dalam perdagangan kemarin, dan dari isi perbincangannya kami menilai adanya optimisme yang luar biasa dari investor ritel terhadap kenaikan saham anak-anak perusahaan Bakrie lainnya, dan terus berlomba-lomba membeli terlepas dari kenaikan yang luar biasa yang sudah terjadi di saham-saham tersebut.
Dalam Ilmu Bandarmologi, kondisi Euforia terutama jika terjadi pada investor ritel adalah sebuah sinyal bahaya, dari waktu ke waktu kami mendapati bahwa saham-saham sangat dicintai oleh para investor ritel, yang dipercaya harganya pasti akan naik sangat tinggi dalam waktu singkat, justru merupakan saham-saham yang paling banyak membuat investor ritel nyangkut.
Kita semua tentunya masih ingat dengan saham BEKS, yang menjadi primadona beberapa bulan yang lalu, ketika hampir semua investor ritel percaya bahwa harga saham ini akan segera terbang, dan percaya akan prospek yang luar biasa di saham ini, di saat itulah justru saham tersebut menjebak ribuan bahkan mungkin puluhan ribu investor ritel. Kami sendiri berulang kali mengingatkan akan bahaya saham BEKS ketika hampir semua orang optimis pada saham ini. (Baca : BEKS, ketika Mimpi ditukar Cash )
Anda juga mungkin bisa melihat langsung ke pengalaman anda sendiri, mari kita ingat-ingat kapan terakhir anda membeli sebuat saham dalam kondisi sangat yakin bahwa saham tersebut akan segera naik secara luar biasa. Jika anda berhasil mengingatnya, anda bisa menjawab sendiri, apakah anda untung dalam pembelian tersebut, atau malah anda nyangkut. Apakah keyakinan anda langsung menjadi kenyataan, ataukah kenaikan harga saham tersebut hanya PHP (Pemberi Harapan Palsu) saja.
Itulah alasannya mengapa Team Research Creative Trader selalu memperhatikan apa yang terjadi di berbagai forum dan group saham, meskipun kami sangat jarang ikut berpartisipasi dalam diskusi-diskusi di forum yang bersangkutan, kami percaya para Bandar juga memiliki Team dengan tugas yang kurang lebih sama di berbagai forum.
ANALISA PERGERAKAN INVESTOR RITEL
Selain dengan cara memantau Forum dan Group saham, kami juga mengembangkan berbagai indikator lainnya untuk memprediksi pergerakan dan euforia investor ritel. Salah satunya indikator yang kami gunakan adalah Net Buy / Net Sell yang dilakukan broker-broker Ritel dan seberapa besar patrisipasi broker-broker tersebut dalam perdagangan saham yang bersangkutan.
Seperti kami sering bahas, apa yang dilakukan Bandar umumnya bertolak belakang dengan Investor ritel, ketika bandar melakukan akumulasi biasanya ritel justru jualan dan juga sebaliknya. Jadi apa yang dilakukan oleh ritel dapat membantu kita memprediksi pergerakan bandar.
Selain itu kami juga menghitung aktivitas broker-broker yang umumnya dipakai oleh investor ritel, untuk mengukur sebarapa optimis dan seberapa populer saham yang bersangkutan di kalangan investor ritel.
Kami akan menggunakan metode tersebut dalam menganalisa pergerakan saham DEWA yang merupakan saham yang mendapat suara terbanyak dalam Voting Anda Pilih Sahamnya, Kami Buat Analisanya:
Dalam grafik di atas kami menghighlight 4 pergerakan besar yang terjadi di saham Dewa dalam 3 bulan terakhir, dalam dari keempat pergerakan tersebut kita akan meneliti bagaimana aktivitas para broker-broker ritel, menggunakan indikator yang kami jelaskan di atas.
Kenaikan Pertama (27 Oktober 2016)
Pada saat itu investor ritel memang sangat menunggu-nunggu kebangkitan saham-saham Bakrie Group pasca kenaikan luar buasa saham DEWA. Dan ketika saham berhasil menembus level 50 dan lansung terbang ke 65 para investor ritel pun terlihat langsung menyambar kesempatan ini karena percaya DEWA akan menyusul kenaikan BUMI.
Seperti terlihat dalam broker summary di samping, broker-broker ritel seperti YP, PD, NI, CC, KK terlihat sangat aktif bergerak di pada hari tersebut.
Menurut perhitungan sistem kami, pada hari tersebut partisipasi broker-broker ritel pada hari tersebut mencapai 24% dari total transaksi, bukan cuma itu pada hari tersebut broker-broker ritel tercatat melakukan pembelian sangat besar mencapai 25% dari total volume yang berpindah tangan. Artinya bukan hanyak aktif, investor ritel pun terlihat memborong saham DEWA pada hari ini. Jadi memang tidak heran harga DEWA bukannya naik malah justru kembali jatuh ke 50.
Kenaikan Kedua (1 Desember 2016)
Kenaikan ini juga akhirnya terbukti sebagai ‘kenaikan palsu’ dimana DEWA akhirnya kembali turun ke 50, pada kenaikan ini partisipasi dan net buy ritel cenderung mirip dengan kenaikan pertama. Partisipasi sebesar 25.25% dan Net Buy 25.5%. Artinya dalam periode ini pun investor ritel juga masih sangat optimis dan aktif membeli saham DEWA, namun justru terjebak sekali lagi.
Kenaikan Ketiga (20 Januari 2017)
Dalam kenaikan ini kami langsung merekomendasikan saham DEWA kepada para follower kami di LINE OFFICIAL, hal ini disebabkan karena kami melihat adanya perubahan prilaku investor ritel dalam kenaikan luar biasa DEWA pada hari ini.
Dalam broker summary di samping kita memang masih melihat beberapa broker ritel aktif bertransaksi di saham ini, partisipasi ritel pada perdagangan hari ini memang masih besar yaitu 26.3%, namun yang membedakan kenaikan ini dengan kenaikan-kenaikan jebakan sebelumnya adalah NET BUY ritel yang mencapai 25% dari total volume, turun drastis menjadi 4.6% pada kenaikan kali ini.
Artinya meskipun para trader-trader ritel seperti kita masih terus memperhatikan saham ini, namun tidak banyak lagi yang berani membeli saham ini, mayoritas hanya keluar-masuk di hari yang sama, dan seperti biasa pada saat seperti inilah justru harga DEWA terbang.
Kenaikan Keempat (25 Januari 2017)
Pada perdagangan kemarin, sesuai prediksi kami di LINE OFFICIAL kami DEWA kembali terbang, sampai penutupan perdagangan DEWA berhasil tutup naik 21.9%.
Namun Broker Summary perdagangan kemarin terlihat cukup menkhawatirkan. Tiga broker ritel menduduki peringkat 3 besar buyer dan seller di saham ini.
Jika dihitung menggunakan system yang sama, partisipasi ritel dalam perdagangan kemarin mencapai 28.73%, namun yang paling menkhawatirkan adalah NET BUY Ritel yang terjadi sepanjang perdagangan kemarin, secara total 40.9% saham yang berpindah tangan kemarin dibeli oleh broker-broker ritel.
Artinya bukan hanya partisipasi ritel yang mencapai puncaknya kemarin, namun para investor ritel juga terlihat sangat-sangat optimis memborong saham DEWA, sehingga dari 3.8 juta lot saham DEWA yang berpindah tangan kemarin 40.9%nya diborong oleh broker-broker ritel.
Hal ini jelas bukan indikasi yang baik terutama bagi anda yang baru mulai membeli kemarin, ketika harganya sedang tinggi-tingginya. Karena terlihat jelas bahwa saat ini Bandar sudah berhasil membuat para investor ritel mengalami Euforia dan sangat yakin bahwa DEWA akan terus terbang, sehingga sangat bersemangat memborong saham ini meskipun harganya sudah naik hampir 100% dalam waktu 4 hari. Optimisme yang tidak terlihat pada perdangangan hari Jumat lalu ketika harga saham ini masih di kisaran 50an.
Anda bisa menyaksikan pembahasan mengenai saham-saham Bakrie Group lainnya dalam Talkshow bersama Creative Trader yang akan disiarkan di IDX Channel hari ini (Kamis, 26 Januari 2017), jam 12.30 WIB. Anda juga bisa mengirimkan pertanyaan anda ke IDX Channel melalui Twitter atau Instagram jangan lupa mention @idx_channel @ctsofficial atau @arghajkarokaro (Streaming IDX Channel)
KESIMPULAN
Dari analisa di atas kita bisa memprediksi bahwa average modal yang dimiliki para trader ritel saat ini kemungkinan cukup tinggi, jadi meskipun harga DEWA sudah di 89 kemungkinan belum banyak investor ritel yang bisa melakukan profit taking, bukan cuma itu jika melihat pergerakan kemarin sepertinya para investor ritel justru jauh lebih tertarik untuk kembali memborong DEWA pada perdagangan hari ini terutama jika harganya kembali naik.
Kondisi ini adalah kondisi yang paling disukai bandar, yaitu ketika para Investor Ritel berada dalam fase euforia dan ingin memborong saham yang mereka miliki. Ada banyak strategi yang bisa mereka gunakan dalam kondisi seperti ini, namun ujung-ujungnya hampir selalu membuat investor ritel nyangkut dan cut loss.
Anda juga bisa mempelajari lebih dalam mengenai Ilmu Bandarmologi dalam Workshop Bandarmologi yang akan kami adakan di Jakarta (1 – 2 April 2017) , Medan (18 – 19 Maret 2017), Jogja ( 11 – 12 Maret 2017), Surabaya ( 20 – 21 Mei 2017) dan ONLINE (7 – 9 April 2017), dimana kami akan mengajarkan bagaimana mendeteksi pergerakan Bandar, dan bagaimana memanfaatkannya untuk keuntungan kita. Info lebih lanjut, dan Testimoni Peserta yang pernah mengikuti bisa dibaca di sini.
Website Administrator
Creative Trading System | Creative Idea in Stock Market
2 comments
U acara di jogja maret. Klu mau daftar kemana
Untuk info lengka Workshop di Jogja bisa dibaca di :
http://www.creative-trader.com/jadwal-workshop-bandarmologi/
atau bisa langsung daftar di :
https://creative-trader.typeform.com/to/uTpPUQ