Sebelumnya saya mau mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya untuk antusiasme dan penghargaan yang begitu besar terhadap artikel “Bandarmologi dibalik pergerakan harga STAR ?!!”
Saya tidak pernah menyangka akan mendapat respon yang begitu luar biasa, sebagai ucapan terima kasih saya, saya membuat sedikit lanjutan dari artikel tersebut, untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan rekan-rekan melalui berbagai media. Saya harap artikel ini dapat berguna buat rekan-rekan sekalian.
Q: Wah..! ini sebenarnya bisa di kategorikan kriminal penipuan…! Kalau memang actualnya seperti itu ?
Setahu saya belum pernah ada kasus di Pasar Modal yang benar-benar diproses oleh pihak berwajib, bahkan kasus besar seperti Sarijaya saja tidak terlalu jelas bagaimana akhirnya. Saya melihat kasus STAR ini hanya merupakan “strategi penjualan” yang brilian yang dilakukan oleh pihak-pihak yang ahli di bidangnya. Kita semua tahu bahwa Pasar Modal adalah tempat yang keras dan dipenuhi oleh orang-orang yang sangat cerdas. Saya pribadi kurang setuju jika aksi ini disebut penipuan.
Q: Saya ingin menanyakan mengenai beberapa case perusahaan yang baru IPO tetapi harganya malah drop seperti martina berto, garuda indonesia, dll.
Saya belum sempat meneliti mengenai MBTO, BULL dan EMDE dan beberapa saham lainnya yang harganya langsung jatuh ketika IPO, ada kemungkinan saham-saham seperti itu sengaja dilepas dengan harga IPO yang sangat tinggi, sehingga banyak investor retail berminat mengumpulkannya ketika harganya sudah terkoreksi 10-20% di bawah harga IPO.
Sementara saham GIAA penurunannya bahkan sudah bisa diduga sebelum saham ini diperdagangkan, perkiraan skenario di balik IPO GIAA pernah saya tuliskan dalam artikel Memprediksi Perdagangan Hari Pertama Saham Garuda yang saya tulis kurang lebih seminggu sebelum saham ini diperdagangkan di Pasar Reguler.
Q: Kalau tidak salah harga wajar saham star sekitar Rp 60,- per lembar saham.
Q: Secara bisnis Star perusahaan yg growthnya bagus, net profit masih tipis tapi growth assetnya bagus, rasio utang wajar, ini dari laporan keuangan star, isi laporan benar atau tidak, saya tidak tahu. Semoga itu benar sesuai kenyataan, Star juga bagun pabrik baru di Boyolali kalau tidak salah.
Melalui 2 komentar ini kita bisa melihat bahkan di antara para investor retail informasi fundamental PT. Star Petrochem Tbk masih simpang siur. Salah satu pembaca mengatakan harga wajar STAR adalah 60/lembar dengan kata lain jika harga STAR saat ini berada di level 86 /lembar, berarti saham ini masih terlalu mahal alias fundamentalnya bisa dibilang “jelek” untuk harga saat ini. (Saya belum sempat menanyakan pemberi komentar, bagaimana harga wajar ini beliau dapatkan.)
Sementara pembaca yang lain mengatakan, STAR merupakan perusahaan yang bagus, dengan laporan keuangan yang sehat (jika laporannya memang benar), selain itu perusahaan ini juga sedang membangun pabrik baru.
Saya sempat melakukan sedikit research tentang perusahaan ini, menurut prospectus yang dikeluarkan perusahaan kepada pihak bursa efek dan bisa diakses di website BEI.
Ketika pertama kali membaca prospectus ini, langkah pertama yang saya lakukan adalah mencari website dari perusahaan tersebut. Alamat website perusahaan tercantum di halaman pertama dari prospectus, www.starpetrochem.co.id . Tujuannya untuk mendapat gambaran yang tentang bisnis dari perusahaan ini.
Namun sayangnya alamat website yang tercantum tidak bisa ditemukan. Ada kemungkinan website ini sedang dalam perbaikan, tidak aktif, atau memang tidak ada sama sekali. Saya bukan Roy Suryo tapi saya sedikit mengerti tentang dunia informatika, dan menurut saya kemungkinan ketiga adalah yang paling besar.
Informasi pertama yang saya temukan di halaman pertama dari prospectus ini diragukan kebenarannya, hal tersebut membuat saya tidak tertarik untuk mengetahui lebih lanjut mengenai perusahaan ini. Apalagi membeli sahamnya dengan alasan fundamental.
Namun demi kepentingan investor ritel dan teman-teman yang setia membaca blog ini, saya sekilas melanjutkan penelitian saya melalui prospectus ini.
Beberapa informasi yang saya dapatkan adalah:
Perusahaan ini diakui sebagai Perseroan Terbatas (PT) pada tanggal 19 Mei 2008 dengan nama PT STAR ASIA INTERNATIONAL, setelah itu perusahaan membuat langkah “besar” pertamanya pada tanggal 13 Oktober 2010 dengan berganti nama menjadi “PT STAR PETROCHEM”.
Artinya PT STAR PETROCHEM, belum genap berumur setahun ketika memutuskan untuk menjadi perusahaan terbuka, dan sahamnya diborong oleh investor ritel. Fakta kedua yang saya temukan dari prospectus ini ternyata tidak lebih menjanjikan dengan fakta pertama mengenai website.
Karena saya tidak mengerti tentang cara kerja perusahaan kimia, dan menganggap laporan keuangan perusahaan ini menjanjikan seperti yang dikatakan oleh rekan kita di atas. Saya langsung ke bagian karyawan dari perusahaan ini.
Dalam kutipan di atas, kita bisa melihat bahwa perusahaan ini memiliki 629 karyawan. Dengan komposisi 4 orang bekerja di perseoran, 3 orang di PT SAI, dan 622 orang di PT FIP. Dari semua karyawan yang ada, hanya 1 orang berumur lebih dari 30 tahun.
Dari 629 karyawan tersebut, 545 orang merupakan non-staff, yang kemungkinan besar merupakan buruh. Secara intelektual perusahaan ini digerakan oleh 14 karyawan lulusan S1, 1 karyawan lulusan D3 dan 614 karyawan lulusan SLTA & dibawahnya.
Dengan informasi tersebut saya merasa sudah mendapatkan informasi yang cukup mengenai sosok perusahaan dibalik saham STAR. Kembali lagi saya bukanlah analyst fundamental dan tidak tahu cara untuk menentukan harga wajar dari perusahaan ini, saya mempersilahkan teman-teman sekalian untuk meneliti lebih lanjut mengenai perusahaan ini untuk memutuskan apakah perusahaan ini berfundamental baik atau sebaliknya. Anda bisa mengunduh prospectus STAR disini
Q: Mungkin akan lebih baik jika ditambah daftar sekuritas yg meragukan, supaya kita pemula tidak terkecoh lagi seperti kasus STAR.
Sekuritas seperti AAA Securities, Investindo Nusantara Sekuritas, Pilarmas Investindo, Wanteg Securindo, belum tentu merupakan sekuritas yang secara fundamental “meragukan”, namun jelas sekuritas seperti ini bukan berbasis pada investor ritel seperti kita, artinya setiap aksi yang dilakukan melalui sekuritas seperti ini kemungkinan besar dilakukan oleh pihak bermodal besar. Jadi jika kita menganggap market maker memperoleh keuntungan dari para investor ritail, maka aksi jual atau beli besar-besaran oleh sekuritas sejenis itu dan puluhan sekuritas sejenis lainnya perlu kita perhatikan.
Q: Dari pantauan saya, kebanyakan pembeli dengan kode YP, PD, NI, GR, XA adalah sekelompok yg sama. Bandar lain.. Kelompok ini bermain bayak di saham CLPI, MICE, EKAD, DKFT, AKPI, dan beberapa lagi yang sering meloncat tinggi setengah tahunan ini.
Kelompok ini juga yang menjadi korban di GREN, GREN-W. Dengan permainan yang sama seperti STAR. Tetapi mengapa mereka bisa tertipu dua kalinya di permainan ini.
Apakah mungkin YP dan kelompoknya (maksud saya bukan ritel2 sepeti kita ) adalah kelompok yang sama dengan mereka atau bandar lainnya ?
Pertanyaan ini adalah yang paling menarik bagi saya, terlihat pembaca yang satu ini sangat memperhatikan pergerakan sekuritas-sekuritas di balik pergerakan harga saham yang sering kita sebut gorengan.
Kita tidak dapat mengetahui secara pasti siapa yang berada di balik kumpulan sekuritas seperti YP (Etrading), PD (Ipot), KK (Philipps Sec), NI (BNI Sec) dan OD (Danareksa) dalam kasus STAR yang merupakan net buyer terbesar dari saham STAR selama ini.
Yang pasti ada ribuan investor retail di balik sekuritas-sekuritas tersebut, namun kemungkinan adanya “pihak lain” di balik sekuritas tersebut juga cukup besar. Dalam pertanyaan di atas ditanyakan adanya kemungkinan “bandar lain” yang terjebak dalam pergerakan saham STAR ini.
Mungkinkah terjadi perang antar Bandar ?!
Inti dari pertanyaan ini adalah apakah para market maker bisa terjebak atau saling menjebak 1 dengan yang lainnya? Kemungkinan terjadinya perang antara para market maker memang terbuka, tetapi kemungkinan hal itu terjadi dalam kasus STAR ini sangat kecil.
Alasan pertama adalah supply saham yang hanya dikuasai oleh 1 pihak, hal ini membuat sangat kecil kemungkinan ada pihak besar lain yang berani menampung saham ini di harga yang begitu tinggi, apalagi mereka tahu pasti sebanyak apa saham yang bisa mereka koleksi tergantung sepenuhnya kepada sebanyak apa market maker mau menjual kepada mereka.
Supply saham adalah syarat pertama dan utama yang dibutuhkan bagi seorang market maker untuk bisa “menggoreng” harga suatu saham.
Tanpa kemampuan untuk mengontrol supply suatu saham yang akan digoreng, maka biaya untuk mengangkat harga juga tidak bisa terkontrol, karena mereka tidak mengetahui seberapa banyak saham yang harus mereka beli untuk bisa mengangkat harga ke level dimana mereka bisa mulai melakukan penjualan.
Semakin banyak saham yang mereka beli, maka semakin banyak pulalah yang harus mereka jual di harga yang lebih tinggi, dan semakin tinggi kenaikan yang harus mereka ciptakan. Bayangkan jika ada pihak dengan supply tidak terbatas yang memanfaatkan momentum kenaikan yang diciptakan Bandar lain.
Sederhananya, tukang jual kerupuk tidak akan bersaing dengan pabrik kerupuk dimana mereka membeli kerupuk.
Jadi kemungkinan terjadi perang antar Bandar sangatlah kecil, kemungkinan saham ini pindah Bandar memang ada, namun nanti setelah Bandar yang pertama selesai mendistribusi barangnya. Dan harga dimana Bandar baru mengakumulasi harganya tentu jauh lebih rendah dan memanfaatkan pihak retail yang melakukan cut loss, bukan membelinya dari supplyer sebelumnya.
Jadi kemungkinan besar “pihak lain” yang berada di balik kelompok YP (Etrading), PD (Ipot), KK (Philipps Sec), NI (BNI Sec) dan OD (Danareksa) adalah pihak yang sama dengan market maker yang bermaksud mendistribusi barangnya. Asumsi tersebut diperkuat jika kita melihat data berikut.
Jika kita melihat data di atas, kita temukan bahwa YP berada di peringkat pertama sebagai buyer dan juga seller saham STAR selama ini. DR dan XA juga menduduki peringkat kedua dan ketiga baik sebagai brooker yang terbanyak dalam membeli dan juga menjual. Kita mengetahui sebelumnya bahwa YP adalah net buyer terbesar untuk saham ini.
Sementara broker-broker yang sebelumnya kita sinyalir sebagai alat market maker dalam menjual barangnya seperti IN: Investindo Nusantara Sekuritas , PO: Pilarmas Investindo, AN: Wanteg Securindo berada diluar 3 besar, AN dan IN bahkan bukan hanya berada di 10 besar sekuritas yang paling banyak menjual tetapi juga yang paling banyak membeli.
Sekuritas-sekuritas seperti YP, DR dan XA, juga AN dan IN kemungkinan juga ditunggangi oleh pihak market maker untuk menjadi motor pergerakan harga STAR, untuk membuat suasana menjadi “kondusif” dan meyakinkan bagi para trader dan investor retail untuk masuk dan ikut kedalam pertujukan saham ini. Sebagian masuk dengan niat untuk “mencopet bandar”, padahal suasana kondusif sengaja diciptakan untuk mengundang pencopet sebanyak mungkin.
Secara sederhana aksi membeli saham milik sendiri adalah cara paling mudah untuk mengangkat harga suatu saham, selain itu dapat juga dilakukan untuk meremaikan pasar, memancing investor retail dan juga menutupi aksi sebenarnya yang sudah kita bahas pada atikel sebelumnya.
Q: Kemana arah pergerakan STAR dalam beberapa bulan kedepan ?
Pertanyaan ini selalu merupakan pertanyaan paling sulit untuk dijawab, di atas kita mendapatkan bahwa PT STAR PETROCHEM adalah perusahaan yang sangat tidak jelas keberadaannya, jadi semua informasi yang kita dapatkan mengenai perusahaan ini juga perlu kita selidiki secermat mungkin. Hal paling mungkin yang dapat menyebabkan saham ini naik adalah jika market maker masih ingin menjual barangnya dalam jumlah yang cukup besar. Kemungkinan hal ini terjadi masih terbuka, namun jika rekan-rekan belum memiliki saham ini saya sarankan untuk tidak membeli saham ini dengan berharap hal itu benar-benar terjadi.
Sebenarnya hal paling mudah untuk memancing market maker untuk memancing market maker untuk mengangkat harga saham ini adalah jika semua investor ritel sepakat untuk menarik bid mereka pada saham ini dalam beberapa hari. Dengan demikian saham yang masih mereka miliki tidak akan memiliki harga, dan kemungkinan mereka akan berusaha untuk menarik kembali minat para investor ritel, sayangnya hal tersebut hampir mustahil bisa dilakukan oleh para investor ritel yang tersebar di berbagai penjuru.
Q: Apakah harga STAR bisa terus turun di bawah harga IPOnya ?
Kemungkinan tersebut masih terbuka lebar saat ini rata-rata harga jual STAR sejak IPO masih berada di kisaran 192/lembar, dengan kata lain masih 90 point di atas harga IPOnya. Jika kita anggap biaya untuk mengangkat saham ini jika ditotal menambahkan biaya 30 point untuk setiap lembar saham, maka market maker masih memiliki keuntungan 60 point per lembar.
Artinya market maker masih bisa terus melakukan penjualan, dalam jumlah besar di bawah harga IPO, karena secara total average penjualan mereka masih akan memberikan keuntungan di saham ini, dan jika mereka memang bermaksud “membuang” saham ini, semakin banyak mereka bisa menjual saham ini semakin banyak pula modal mereka yang mereka bebaskan dari saham ini.
Saya harap artikel ini dapat berguna untuk kita semua untuk membantu mengambil keputusan di masa yang akan datang.
“in everything I do, all the praise goes out to You”
Website Administrator
Creative Trading System | Creative Idea in Stock Market