Belakangan sektor kelistrikan terutama sub-sektor kabel unjuk gigi dengan terbangnya beberapa emiten kabel seperti KBLI dan KBLM. Hal ini tentu didorong oleh sentimen pemerintah yang sangat agresif mengenai pembangunan listrik 35.000MW yang di jadwalkan rampung pada 2025.
Selain sub-sektor kabel ada satu sub-sektor lagi yang cukup menarik untuk diperhatikan yaitu di segmen power plant. Berdasarkan data yang kami dapat beberapa emiten produsen batubara mulai merambah bisnis power plant ini seperti ADRO contohnya.
Dari sub-sektor power plant sendiri yang melantai di bursa ada Cikarang Listrindo Tbk (POWR) yang IPO pada Juni 2016, dan direncanakan pada bulan Mei nanti akan bertambah satu emiten power plant yang melantai di bursa yaitu PT. Terregra Asia Energy Tbk.
Sebelum membahas mengenai POWR ada baiknya kita mengerti terlebih dahulu mengenai produsen listrik di Indonesia.
Dari bagan diatas kita dapat melihat bahwa pasokan listrik di Indonesia tidak 100% di berasal dari PLN, tapi ada juga yang berasal dari swasta. Hal ini menunjukan bahwa untuk memenuhi permintaan akan listrik di Indonesia sendiri PLN masih belum memiliki kapasitas untuk itu, dimana PLN masih membeli listrik dari produsen swasta. Pada kesempatan kali ini saya hanya akan membahas POWR berdasarkan analisa SWOT, dimana analisa SWOT kita akan membahas mengenai Stregnth, Weakness, Opportunity dan Threat untuk emiten power sendiri.
Profil singkat :
POWR sendiri merupakan emiten dengan bisnis utama pembangkit listrik yang terletak di kawasan industri Cikarang. POWR memiliki dua pembangkit listrik tenaga gas dan 1 pembangkit listrik tenaga batubara dengan total kapasitas produksi 1.144 MW. Adapun pelanggan utama POWR adalah pabrik-pabrik di kawasan indsutri serta PLN dengan rincian segmen konsumen sebagai berikut.
Adapun sumber bahan bakar utama pembangkit listrik power masih didominasi oleh gas. Perusahaan sendiri telah rampung membangung pembangkit listrik tenaga batubara pada awal 2017 ini.
STRENGTH
- Monopoli di Kawasan Industri Cikarang
Salah satu kekuatan utama dari POWR adalah perusahaan ini merupakan satu-satunya penyedia listrik swasta yang memasok tenaga listrik untuk 5 kawasan industri yang berada di daerah Cikarang. Dimana POWR pada 2014 dan 2015 berkontribusi sebesar 88% dari total konsumsi listrik di wilayah tersebut.
Hal ini menunjukan bahwa perusahaan memang memiliki posisi yang sangat strategis dalam kawasan Industri di Indonesia
- Kontrak Jangka Panjang Penyediaan Listrik dengan PLN
Perusahaan juga memiliki kontrak jangka penjang dengan PLN, dimana PLN sudah berkomitmen akan membeli listrik sebanyak 150MW per tahunnya sampai dengan bulan Juni 2031 dan berkomitmen untuk membeli tambahan 150MW/tahun sampai dengan 26 Januari 2019. Hal ini berarti untuk periode 2017-2019 maka akan ada 300 MW dari total produksi 1.144 MW yang pasti terjual, dan sisanya akan dijual ke kawasan industri.
- Sistem kontrak “take or pay” yang menguntungkan POWR
POWR dan PLN mempunyai kesepakatan pengadaan listrik dengan skema “take or pay”, yang artinya jika PLN tidak membeli listirik sesuai dengan kontrak yang ada hingga 2031 diatas maka PLN diharuskan membayar denda.
- Penyedia Listrik Swasta Tertua di Indonesia
POWR merupakan penyedia listrik swasta terlama di Indonesia dengan rekam jejak yang telah terbukti dari waktu ke waktu. POWR pun telah mampu meningkatakan kapasitas produksinya secara konsisten dari waktu ke waktu. Dimana saat ini POWR telah mempunyai kapasitas produksi 1.144 MW per Januari 2017 dari yang sebelumnya hanya 60 MW pada tahun 1993.
- Pembangkit Listrik Batubara
POWR sendiri telah selesai membangun pembangkit listrik tenaga batubara dengan kapasitas 280 MW. Alasan pembangunan dengan tenaga batubara Karena harga batubara sendiri lebih murah dibandingkan gas bumi yang menajadi sumber tenaga pada pembangkit yang telah ada.
WEAKNESS
- Ketersediaan Pasokan Gas Bumi yang Sedikit
Produksi yang terus menurun 2 tahun terakhir menyebabkan supply gas bumi untuk sektor pembangkit tenaga listrik berkurang. Namun untuk 10 Tahun ke depan pasokan gas bumi untuk POWR cukup aman, Karena sebelumnya POWR telah memiliki kontrak pembelian gas bumi selama 10 tahun ke depan kepada PGAS.
- Pertumbuhan Penjualan = Pertumbuhan Tarif Dasar
Kami melihat bahwa total penjualan = kapasitas produksi. Sementara pertumbuhan penjualan hanya dapat mengandalkan kenaikan tarif dasar listrik yang selalu naik tiap tahunnya. Atau jika POWR membangun pembangkit listrik baru dan kapasitas bertambah maka pendapatan pun baru akan meningkat dengan signifikan.
OPPORTUNITY
- Kawasan Industri Pasti Berekspansi
Layaknya sebuah bisnis, pasti sebuah bisnis ingin berekspansi agar bisa punya kapasitas yang lebih besar dengan tujuan memenuhi tingkat kebutuhan masyarakat, tentu hal ini menjadi peluang tersendiri bagi PT Cikarang Listrindo (POWR), dimana pada saat ada sebuah pabrik di kawasan industri yang mau berekspansi, pasti pabrik tersebut membutuhkan mesin maupun ruangan tambahan, yang artinya konsumsi akan listrik pun meningkat. POWR berharap dengan berekspansi dan tumbuh nya kawasan industri , bertumbuh pula konsumsi akan listrik.
Dari data yang kami dapat dari 3.318Ha di daerah industri Cikarang hanya baru 1.812 Ha yang terjangkau listrik, berarti masih ada sekitar 1.506Ha yang masih belum terjangkau listrik dan pastinya akan dibangung pabrik-pabrik.
- Ada Kemungkinan Menambah Pembangkit Listrik
Dari data yang kami dapat dana hasil IPO 70% akan digunakan ekspansi dan sisanya akan digunakan untuk modal kerja. Dari data ini kami melihat kedepan perusahan akan menambah kapasitas produksi nya dengan menambah pembangkit listrik baru. Tentu peningkatan kapasitas ini bertujuan untuk memenuhi permintaan di masadepan. Adapun dana hasil penawaran umum yang didapat POWR sekitar 2.3 Triliun yang kini didepositokan di beberapa bank swasta dan BUMN.
THREAT
- Ancaman Putusan MK No. 111/PUU-XIII/2015
Berdasarkan surat putusan ini kurang lebih berisi bahwa pendistribusian listrik oleh swasta harus dengan kontrol pemerintah. Namun pengertian “kontrol” ini yang masih rancu, Karena tidak ditulisakan dengan detail. Mungkin kontrol ini sendiri dalam hal harga, jika memang benar dalam hal harga maka hanya profit margin untuk POWR saja yang akan turun. Berdasarkan data terakhir tahun 2015 yang kami dapat bahwa harga listrik POWR untuk kawasan industry sesuai ketentuan menteri ESDM sebesar USD 0,1376, untuk tahun 2016 kami tidak bisa mendapatkan datanya namun dari info yang kami dapat tarif listrik kawasan industry untuk Q2 2016 turun sebesar 10%.
KOMENTAR TIM CREATIVE TRADER
Kami melihat sejak POWR mengumumkan akan melantai di bursa banyak pihak yang mempunyai ekspektasi yang tinggi akan performa harga sahamnya.
Dari info yang kami dapat bahwa IPO dari POWR sendiri mengalami oversubsribed hingga 11x, yang artinya minat masyarakat terhadap IPO saham ini cukup tinggi. Namun pasca IPO harga saham ini terus bergerak turun. Penurunan harga ini memang sudah sesuai dengan Teori Bandarmologi di saham-saham IPO.
Salah satu faktor yang menyebabkan pergerakan harga saham POWR selama masa pernurunan yaitu karena mayoritas pemegang saham POWR berasal dari investor institusi yang memang tujuan utamanya adalah untuk investasi dalam jangka waktu lama dan tidak terlalu peduli pada pergerakan harga jangka pendek.
Dari data KSEI yang kami miliki bahwa porsi kepemilikan investor asing di saham POWR mencapai 79% sementara investor domestic hanya 21%. Selain itu kepemilikan investor retail beberapa minggu pasca IPO meningkat tajam dari awalnya hanya 4,1% hingga mencapai titik tertingginya pada 4,5%, dan setelah itu kepemilikan investor retail terus turun seiring dengan harga saham yang turun.
Dari data terbaru yang kami miliki dapat dilihat bahwa investor domestik sendiri khususnya asuransi dan reksadana porsi kepemilikan bertambah dalam 2 bulan terakhir. Hal ini pun dapat kita lihat dari grafik kepemilikan investor domestik yang terus naik sejak bulan Oktober 2016.
Hal ini berarti bahwa memang benar bahwa saham POWR mayoritas dimiliki oleh investor instutusi baik lokal maupun asing dengan tujuan investasi jangka panjang. Menariknya sepanjang penurunan harga saham POWR investor lokal terutama asuransi dan reksa dana porsinya bertambah dalam beberapa bulan terakhir.
Benang merah yang dapaat kami tarik dari analisa kami mengenai saham POWR dirangkum dalam 2 poin :
- Dari segi kinerja, pendapatan saham POWR tidak akan naik signifikan, karena POWR memiliki kapasitas yang sudah terpatok. Satu-satunya yang menyebabkan pendapapatan naik yaitu kenaikan tarif dasar listrik. Sementara lonjakan pendapatan akan terjadi apabila perusahaan menambah kapasitas produksi listriknya dengan membangun pembangkit listrik baru.
- Dari segi komposisi pemegang saham kami melihat bahwa mayoritas saham ini dikuasai oleh investor institusi, dimana tujuan mereka berinvestasi jangka panjang. Kenaikan jangka pendek rasanya belum akan terjadi, kecuali ada BANDAR yang mau mengerek harga saham ini.
Pada akhirnya secara keseluruhan kami melihat saham ini cukup menarik untuk di koleksi jika memang tujuannya untuk investasi jangkan panjang. Kami sendiri percaya bahwa ketika investor institusi berbondong-bondong mengkoleksi saham ini pasti tujuan akhirnya ingin untung. Dari sisi valuasi kami melihat bahwa harga sekarang sudah berada dibawah fair valuenya dimana dari data yang kami dapat fair value dari POWR berdasarkan LK 2016 berada pada kisaran 1.780.
Website Administrator
Creative Trading System | Creative Idea in Stock Market