Pada tanggal 26 Juli lalu WSBP melaporkan bahwa emiten sudah mengalokasikan dana sebesar 1 Triliun untuk melakukan aksi buyback. Berita ini langsung direspon positif oleh para investor ritel, dan pelaku pasar lainnya. Beberapa pakar saham juga terlihat langsung memberikan rekomendasi beli dan target yang tinggi untuk saham ini. Jika anda ‘googling’ kata buyback WSBP maka anda mendapati beberapa pakar saham memberikan target kenaikan WSBP bisa mencapai level 600 ke atas pasca dikeluarkannya berita ini.
Namun seperti kita ketahui saham ini ternyata hanya naik 2 hari setelah rilisnya berita tersebut, setelah itu bergerak sideways dalam waktu yang cukup lama, dan justru turun cukup signifikan selama bulan September ini.
Banyak yang menanyakan kepada kami mengapa ketika buyback dilakukan harga WSBP justru malah turun seperti sekarang, karena banyak yang beranggapan dengan dilakukannya aksi buyback berarti emiten percaya akan masa depan perusahaan, dan juga akan berdampak pada berkurangnya saham beredari di publik dan di investor ritel, jadi hal tersebut seharusnya membuat harga WSBP naik.
Ok sebelumnya mari kita sama-sama mengerti dulu keputusan buyback di saham WSBP ini :
Tiga berita yang menjadi fokus investor ritel :
- WSBP memutuskan untuk mulai melakukan buyback dalam kurun waktu 18 bulan yaitu pada tanggal 27 Juli 2017 hingga 27 Januari 2019.
- Dana yang disiapkan untuk Buyback senilai Rp1 triliun
- Perusahaan berencana membeli sebanyak 18.4 juta lot saham.
Ketiga berita tersebut memang terlihat sangat positif, namun sama sekali tidak memberikan kejelasan mengenai aksi buyback itu sendiri.
Pertama, periode buyback juga dilakukan selama 18 bulan, jadi bisa dibilang tidak ada kepastian harga buybacj akan segera dilakukan, yang membuat harga WSBP akan segera naik setelah rilis berita tersebut seperti yang diharapkan banyak investor.
Kedua, di harga berapa harga buyback akan dilakukan ?
Dalam informasi di atas hanya dijelaskan disiapkan danan 1 T untuk membeli 18.4 juta lot saham, hal itu membuat banyak yang menyimpulkan untuk mengentahui harga pembelian buyback WSBP hanya perlu dibagi saja, sehingga didapatkan harga 543/ lembar.
Kalaupun perhitungan itu benar, maka 543 adalah rata-rata harga tertinggi untuk dapat menjalankan aksi buyback ini, dan dengan logika sederhana saja jika emiten menginstuksikan untuk membeli saham sebanyak 18.4 juta lot dan memberi tenggat waktu 18 bulan, tentu mereka berharap untuk membeli saham WSBP semurah mungkin, dan bukan semahal mungkin. Semakin banyak sisa anggarannya semakin baik.
Sebenarnya batas harga tertinggi pembelian buyback sudah diatur langsung oleh OJK sudah mengatur , dan cara menghitungnya bukan dengan pembagian seperti di atas.Berikut kami lampirkan perturan yang dirilis oleh OJK
Seperti bisa dibaca dalam peraturan di atas bahwa harga tertinggi pembelian tidak boleh lebih mesar dari harga rata-rata 90 hari terakhir sebelum pelaksanaan buyback dilaksanakan. Dalam kasus WSBP rata-rata harga penutupan 90 hari terakhir sebelum aksi buyback adalah 495, artinya aksi buyback tidak dapat dilanjutkan jika harga sudah berada di atas 495.
Jadi sebenarnya jika WSBP dianggap menarik karena adanya aksi buyback yang dilakukan perusahaan, target harga saham ini bukan di 600 tadi di 495. Inilah alasan mengapa harga WSBP tidak bisa naik ke atas level 495 setelah aksi aktifnya masa buyback, sampai saat ini.
Jika kita mempertimbangkan fakta bahwa masih ada waktu 16 bulan lagi untuk melaksanakan aksi buyback di saham ini, maka kemungkinan harga saham ini masih menari-nari dibawah level 495 menjadi cukup besar.
REALISASI AKSI BUYBACK SAMPAI SAAT INI
Untuk mengetahui bagaimana realisasi buyback sampai saat ini kita harus menggunakan Ilmu Bandarmologi, karena sudah dilaksanakan atau tidaknya aksi buyback tidak bisa dilihat dari grafik harga WSBP atau fundamental perusahaan.
Sebelum menganalisa lebih dalam mari kita pahami dulu tujuan dari aksi buyback dalam Teori Bandarmologi.
Ada 2 tujuan yang biasanya dimiliki emiten dalam melakukan aksi buyback.
Pertama: Untuk mengumpulkan saham yang beredar di publik sebanyak mungkin, sesuai dengan target yang direncanakan dalam program buyback tersebut. Jika dihubungkan dengan kasus WSBP maka bisa diartikan program buyback ini bertujuan mengumpulkan saham WSBP sebanyak mungkin dalam 18 bulan kedepan, dan tentunya kalau bisa pembelian dilakukan di harga serendah mungkin,atau yang pasti dibawah harga batas atas di 495.
Saham-saham yang masuk dalam ketegori ini biasanya akan sangat sulit naik harganya selama aksi buyback masih berlangsung.
Kedua : Aksi buyback dilakukan untuk memulihkan harga di market. Menurut pembelajaran kami tidak semua aksi buyback bertujuan untuk mengakumulasi saham yang ada di publik, beberapa buyback hanya bertujuan untuk memberikan aksi simbolis kepada para pelaku pasar akan kepercayaan manajemen terhadap fundamental perusahaan yang harganya sahamnya sedang turun. Dalam kasus ini tujuan utama emiten bukan untuk membeli saham dalam jumlah yang besar di harga yang murah, tapi untuk memulihkan harga sahamnya di market.
Jadi aksi buyback awalnya dilakukan untuk menahan penurunan harga akibat aksi jual yang dilakukan para pemain besar dan setelahnya berharap harga akan pulih dengan sendirinya dan kembali bergerak naik. Jadi dalam kasus ini pelaksana program buyback tidak akan berusaha menahan kenaikan harga, justru berusaha terus mendorong kenaikan harga meskipun masa buyback masih berjalan.
Pertanyaannya sekarang, strategi mana yang sedang dilakukan oleh WSBP saat ini ?!
Untuk menjawabnya mari kita lakukan analisa Bandarmologi di saham WSBP, analisa bandarmologi di saham buyback cukup menarik karena menurut peraturan OJK aksi buyback hanya bisa dilakukan menggunakan 1 Broker seperti terlhat dalam peraturan OJK yang kami lampirkan di bawah. Jadi akumulasi di masa buyback berbeda dengan aksi akumulasi yang dilakukan Bandar pada umumnya yang menggunakan banyak broker sekaligus dan bisa berganti dari hari ke hari.
Jadi hal pertama yang a dengan melihat prospektus yang dirilis dalam program buyback ini, menurut peraturan OJK dikatakan aksi buyback hanya boleh dilakukan oleh Lead Underwriter saham yang bersangkutan, yang dalam kasus WSBP adalah Mandiri Sekuritas (sekurtas dengan kode CC)
Sekarang mari kita lihat aksi yang dilakukan CC setelah pengumuman aksi Buyback. Dalam 1 bulan pertama aksi buyback kita bisa melihat CC melakukan pembelian dalam jumlah besar sebanyak 4.6 juta lot dengan average 473.4 / lembar dengan total dana yang dikeluarkan sebesar 217 Milyar.
Dengan melihat beberapa peraturan di atas aksi ini bisa dibilang wajar, dan terindikasi sangat jelas merupakan aksi buyback yang sedang dilakukan oleh CC.
Dalam periode ini juga harga CC terlihat dijaga untuk tidak naik, dimana harga hanya bergerak sideways dimana harga dibuka di harga 478 dan ditutup di harga 464 dalam 1 bulan pertama ini.
Pergerakan istimewa baru terlihat pada tanggal 29 Agustus sampai 14 September dimana harga WSBP turun secara signifikan dari 460an ke 370an. Dan tebak broker apa yang jualan besar-besaran yang membuat harga WSBP turun ? CC lagi !!
Hal ini jelas sesuatu yang aneh broker pembeli terbesar dalam 1 bulan terakhir, dan yang ditunjuk sebagai pelaksana aksi buyback, justru melakukan aksi jual besar-besaran untuk menurunkan harga WSBP.
Bahkan jika kita melihat average penjualan CC di harga 408, maka terlihat CC seperti sedang melakukan aksi CutLoss di WSBP. Mengapa ?
Kenapa barang yang baru dibeli di kisaran harga 473 harus dijual setengahnya di harga 408 ? Jika anda masih belum paham alasannya, itu karena selama ini mindset kita masih umumnya masih mindset investor ritel. dengan time frame jangka pendek. Kita berharap beli sekarang, dan besok sudah untung.
Namun jika anda memposisikan diri anda menjadi bandar, yang memiliki tujuan membeli sebanyak 18.4 juta lot, dalam waktu 18 bulan, di harga semurah mungkin, maka penurunan yang terjadi ini dapat kita pahami. Jadi harga diturunkan supaya aksi buyback bisa kembali dilaksanakan di harga yang lebih murah.
Namun untuk hal tersebut bisa terealisasi Broker-broker ritel yang menjadi pembeli utama dalam masa kejatuhan harga WSBP harus dipancing untuk menjual saham ini kembali ke CC di harga yang lebih rendah, alias Cut Loss.
Bagaimana caranya ? Cara paling sederhana dan yang paling sering dilakukan adalah dengan merilis berita negatif, yang membuat para investor ritel yang membacanya ikut panik dan bersedia untuk melakukan cutloss.
Itu sebabnya di kalangan pelaku pasar tepat di hari dimana harga WSBP menyentuh harga terendahnya pada tanggal 14 September lalu, disebarkan berita bahwa Pemerintah berniat membatasi suplai beton pracetak (Precast) dari anak usaha kontraktor menjadi 50%.
Berikut rangkuman informasi yang diterima oleh Team CTS Hot Info yang disebar di kalangan pelaku pasar pada tanggal 14 September lalu, berita ini memang baru merupakan wacana, dan belum ada kepastian, namun jelas membuat banyak investor ritel dan para analis-analis sekuritas yang tidak berkepentingan memprediksi harga WSBP akan kembali turun.
Dalam grafik di atas kami rangkumkan bagaimana strategi BANDAR WSBP melakukan buyback sampai akhir minggu lalu, sampai risil berita negatif tersebut.
Ok sekarang mari kita lihat apa yang dilakukan CC ketika harga WSBP sudah berada di 370-380 dan berita negatif sudah disebar ke publik.
Seperti tentunya sudah kita prediksi CC kembali menjadi Top Buyer ketika harga WSBP sudah jatuh ke bawah level 400. Sajak mulai dirilisnya berita sampai penutupan sesi 1 hari Jumat ini, total CC sudah kembali memborong saham WSBP sebanya 945 ribu lot, dengan harga average 382.
Artinya CC sudah berhasil menurunkan harga WSBP, dan melakukan aksi buyback di harga yang lebih murah.
Related : Anda memiliki kesempatan untuk mempelajari Ilmu Bandarmologi secara mendalam dengan mengikuti Workshop Bandarmologi yang akan diadakan secara ONLINE , dan juga di SURABAYA dan JAKARTA. Info lengkap, testimoni peserta dan pendaftaran bisa dilihat disini.
KESIMPULAN
Jika kita melihat pergerakan saham WSBP sejak awal dirilisnya berita dimulainya aksi buyback, terlihat jelas bahwa stock market tidaklah sesederhana yang kita bayangkan sebelumnya. Bukan hanya karena ada berita positif harga akan langsung bergerak naik, dan ada berita negatif harga bergerak turun.
Karena stock market adalah tempat ‘bertarungnya’ para investor, ketika ada yang menjual ada, di waktu yang sama ada yang membeli juga. Jadi CC yang diperintahkan untuk melakukan pembelian tentu harus menggunakan berbagai strategi untuk dapat membuat investor ritel menjual ke mereka di harga semurah mungkin, sebanyak mungkin.
Itulah sebabnya analisa Bandarmoogi adalah analisa yang sangat menarik, karena kita bisa mempelajari apa yang terjadi di balik pergerakan harga, dengan mempelajari aksi-aksi yang dilakukan para penggerak harga. Dan terkadang kita bisa menghubungkan beberapa fakta yang tersebar, dan memprediksi apa yang sedang dilakukan BANDAR.
Selain itu kesumpulan lain yang bisa kita dapatkan adalah, sejauh ini terlihat tujuan dari buyback yang dilakukan di WSBP adalah untuk mengumpulkan saham ini sebanyak mungkin di harga yang semurah mungkin, dan bukan untuk segera memulihkan harga WSBP dari penurunan harganya setahun terakhir ini.
Tentunya semua analisa di atas bisa juga merupakan kebetulan belaka, kami sama sekali tidak bisa memastikan bahwa aksi yang dilakukan oleh CC ini adalah wujud dari aksi buyback yang sedang dilaksanakan, dan kami juga tidak mengatakan bahwa dirilisnya berita negatif pada saat harga WSBP berada di level terendahnya pertengahan September lalu , ada hubungannya dengan pergerakan harga yang terjadi 2 bulan terakhir.
Kami hanya menggunakan berbagai data yang dirilis ke publik dan mencoba menghubung-hubungkan nya menjadi satu kesatuan. Kami tidak merasa ada pelanggaran yagn dilakukan oleh pihak manapun dalam kejadian ini dan tidak menuduh pihak manapun sedang melakukan tindakan yang melanggar aturan.
Related: Jadwal Workshop Bandarmologi yang baru sudah kembali tersedia, dalam 4 bulan kedepan kami akan mengadakan Workshop di Jakarta, Surabaya, Medan dan Makassar, bagi anda yang sudah memahami pentingnya Analisa Bandarmologi dan ingin belajar secara mendalam mengenai bagaimana membaca pergerakan bandar, dan memanfaatkannya untuk keuntungan kita sebagai investor ritel. Anda bisa mendapatkan info lengkapnya disini.
Founder & Creative Director of Creative Trading System.
Creative Thinker, Stock Trader, Typo Writer & Enthusiastic Teacher.
Big believer of Sowing and Reaping.
Just A Simple Man with Extraordinary God
3 comments
Masuk akal sekali pak, makanya saya cutloss di WSBP, mumpung masih -4,8% di porto saya.
Sy untung di wsbp masuk di harga 400 avg down di 372 dan 350 lepas di 392
Kira2 ke depannya bakal diturunin lg ga yah ke level 300an lg, mengingat periode BB masih lama?