Kenapa WSBP Turun Terus ?! Kemungkinan pertanyaan itu adalah pertanyaan yang paling sering kami dapatkan sepanjang tahun 2017 ini. Pertanyaan yang sama juga sering kami baca di berbagai forum saham yang kami pantau selama ini. Kenapa WSBP Turun Terus ?!
Jujur pertanyaan ini bukan hanya paling sering kami dapatkan, tetapi juga merupakan pertanyaan yang paling sulit untuk dijawab. Sulit dijawab bukan karena saham ini sulit dianalisa, atau pergerakan Bandarnya sama sekali tidak bisa di-deteksi oleh sistem-sistem yang kami miliki. Pertanyaan ini suluat dijawab karena kami sadar ada cukup banyak investor ,pembaca setia website, atau follower kami di sosial media kami yang nyangkut di saham ini, salah satunya karena rekomendasi yang pernah kami berikan pada saat saham ini akan IPO tahun lalu.
Pada saat itu saya pribadi membuat 5 prediksi mengenai pergerakan saham ini pasca IPO dengan menggunakan metode Analisa Bandarmologi khusus saham-saham yang baru IPO.
5 Prediksi yang saya buat pada saat itu antara lain :
- Harga WSBP akan loncat pada hari pertama saham ini melantai di bursa
- Setalah loncat di hari pertama saham ini akan bergerak sideways selama beberapa waktu
- Setelah sideways beberapa saat saham ini akan mulai bergerak naik menjauhi harga IPOnya.
- Akan banyak berita-berita positif yang disebar mengenai saham ini pasca IPOnya
- Target hargaWSBP dalam 6-12 bulan kedepan ada di level 800an bahkan bisa mencapai level 1.000
Empat dari lima prediksi di atas langsung menjadi kenyataan dalam 2 bulan pertama saham ini listing di bursa, hal itu yang menyababkan banyak investor yang sudah mendapatkan keuntungan karena mengikuti rekomendasi kami yakin bahwa prediksi kelima pun akan segera menjadi kenyataan.
Itu sebabnya meskipun saham WSBP sempat naik lebih dari 20% dari harga IPOnya sesuai dengan prediksi yang kami buat, namun tidak banyak investor yang merealisasikan keuntungannya di saham ini, karena percaya bahwa saham ini juga akan segera naik ke level 800 bahkan 1.000an sesuai dengan prediksi yang kami keluarkan.
Bukan cuma para pembaca setia website kami yang ‘terlena’ dengan akurasi analisa-analisa yang saya buat, saya pribadi juga sama terlenannya dengan akurasi analisa tersebut. Hal ini bukan hanya menyababkan saya tidak segera melakukan profit taking setelah mendapat untung cukup lumayan di saham ini, namun dalam beberapa kesempatan saya juga mengatakan bahwa saya tetap yakin bahwa pada akhirnya seluruh analisa saya di WSBP akan menjadi kenyataan.
Dalam trading kondisi mental seperti yang saya alami di WSBP ini adalah kondisi yang sangat berbahaya, karena keyakinan yang terlalu besar bahwa semua analisa yang kita buat akan menjadi kenyataan umumnya justru akan mendatangkan kerugian yang besar bagi trader tersebut.
Karena dalam kondisi seperti ini sering kali kita tidak bisa melihat kondisi aktual secara objective, karena logika kita tertutup oleh harapan. Kita menolak untuk melakukan analisa terhadap kondisi aktual karena terlalu percaya akan analisa yang kita di masa lalu.
Untuk saya pribadi kesadaran bahwa saya sudah melakukan kesalahan yang besar di saham ini muncul pada bulan Mei lalu, pada saat itu pandangan saya baru terbuka setelah menyadari seberapa populer saham ini di mata investor ritel, dan seberapa banyak investor ritel membeli saham ini karena sudah ‘termakan’ berita-berita positif yang disebarkan mengenai prospek saham ini kedepan. Itulah sebabnya kami langsung merilis artikel yang berjudul : Akankah WSBP bernasib seperti BEKS ?!
Dalam artikel tersebut kami menjelaskan bahwa sebelumnya kami tidak menyadari efek dari berbagai berita positif yang dirilis di saham ini, dalam membentuk persepsi investor ritel terhadap saham ini, yang ujungnya membuat investor ritel mau terus memborong saham ini. Dengan kata lain persepsi luar biasa baik WSBP di mata investor ritel membuat BANDAR bisa terus mendistribusi saham ini, meskipun harganya tidak kemana-mana bahkan cenderung turun sejak awal tahun.
Pada saat itu kami mengatakan kasus WSBP ini cukup mirip dengan kasus yang terjadi di saham BEKS, yang tahun lalu juga sangat populer di mata investor ritel, namun pada akhirnya justru membuat puluhan ribu investor ritel nyangkut di saham ini dan sekarang harganya stuck di 50.
Dalam artikel tersebut juga kami mengatakan bahwa WSBP memiliki potensi untuk turun kebawah level harga IPO nya, karena kenaikan harga yang terjadi pasca IPO membuat average distribusi BANDAR di saham ini masih bisa di atas harga IPO, meskipun harga WSBP sendiri sudah dibawah level 490.
Artikel tersebut ditutup dengan kalimat :
Jadi salah satu cara untuk membuat saham ini naik adalah dengan membuat investor ritel berhenti membeli saham ini, harapan kami artikel ini bisa memberikan mengurangi niat beli investor ritel terhadap saham ini, sehingga BANDAR perlu mengangkat saham ini untuk dapat mengembalikan minat beli investor ritel.
Setelah merilis artikel tersebut kami terus memantau pergerakan investor ritel dari hari ke hari di saham ini, karena kami menyadari saham ini akan terus turun selama dan terus di distribusi BANDAR selama investor ritel masih mau terus membeli saham ini. Namun sayangnya sejauh ini kami belum melihat adanya penurunan popularitas di mata investor ritel di saham ini, hal ini menjelaskan kenapa harga WSBP masih terus bergerak turun sejak bulan Mei lalu.
Salah satu bukti dari tingginya popularitas saham ini terlihat dari survey yang kami lakukan kemarin sore, dimana kami menanyakan kepada para 8600 Follower Line Official. Kami menanyakan “Saham manakah yang ingin anda dapatkan analisanya besok : SRIL atau WSBP?” Kita sama-sama tahu bahwa kedua saham ini sedang ramai dbahas, dan keduanya merupakan saham populer di mata investor ritel.
Hasil voting tersebut cukup mengejutkan, seperti terlihat pada gambar di samping WSBP unggul 70 berbading 30 dengan jumlah suara terkumpul sebanyak 610 suara. Jumlah yang cukup besar yang diperoleh apalagi memepertimbangkan bahwa voting baru dimulai beberapa menit menjelang penutupan market dan ditutup tengah malam tadi. Voting yang kami lakukan via Telegram juga menunjukan persentasi yang sama, 70 VS 30 untuk WSBP.
Hal ini menunjukan betapa populernya saham WSBP di mata investor ritel, sehingga analisa mengenai saham ini menjadi sangat ditungu-tunggu oleh puluhan ribu investor ritel yang nyangkut di saham ini.
Namun hasil voting yang lebih mengejutkan sebenarnya sudah muncul pada pagi hari kemarin, ketika kami membuat voting yang menanyakan SAHAM KONSTRUKSI BUMN MANA YANG PALING MENARIK UNTUK DIBELI SEKARANG UNTUK DIJUAL 3 BULAN KEDEPAN ?
Dan seperti bisa dilihat, WSBP kembali menduduki peringkat pertama dalam voting ini, mengalahkan saham-saham seperti WSKT, WIKA, PTPP, ADHI yang notabene memiliki fundamental yang lebih kuat dan harganya sudah turun jauh lebih banyak dibandingkan dengan WSBP.
Jadi bukan hanya popularitas WSBP yang belum turun dibandingkan dengan awal bulan Mei lalu (ketika kami merilis artikel Akankah WSBP bernasib seperti BEKS ?! ), kepercayaan investor ritel akan peluang kenaikan saham ini dalam jangka pendek juga terlihat masih sangat tinggi meskipun harga saham ini terus turun. Hal ini jelas indikasi yang sangat bahaya dari sudut pandang Bandarmologi Analisis.
Hasil survey di atas juga dikonfirmasi oleh data-data Bandarmologi yang dimiliki Team Creative Trader, pertama kami akan mengajak anda melihat peta kepemilikan WSBP yang dirilis oleh KSEI akhir bulan Juni lalu.
Dalam grafik di atas kita mendapat bahwa kepemilikan investor ritel samapi akhir bulan Juni lalu di saham ini sudah sudah sebesar 32,6%, seperti kita lihat pada baris pertama grafik diatas, kepemilikan investor ritel terus meningkat setiap bulannya sejak WSBP IPO, saat ini investor ritel bahkan sudah menjadi pemilik terbesar saham WSBP mengalahkan kategori-kategori lainnya.
Yang lebih ironis adalah jika kita melihat grafik kepemilikan investor-investor dalam kategori lain, dalam baris kedua kita melihat bahwa grafik kepemilikan pada investor institusi seperti Asuransi (Biru) dan Dana Pensiun (Hijau) yang terus mengalami penurunan sepanjang sejak IPO, sementara Reksadana (Merah( terus turun sejak awal tahun 2017. Artinya saat ini sedang terjadi DISTRIBUSI besar-besaran dari pihak-pihak besar tersebut ke kita investor ritel.
Persentasi kepemilikan investor ritel di saham WSBP kemungkinan akan kembali naik di akhir bulan Juli ini, karena jika kita melihat Broker Summary WSBP sepanjang bulan Juli ini, kita bisa melihat broker YP yang merupakan broker ritel terbesar di BEI kembali berada di peringkat teratas sebagai TOP BUYER WSBP, dengan jumlah pembelian sebesar 33.3 Miliar di bulan ini saja.
Menurut perhitungan sistem Bandarmologi kami, jumlah pembelian broker-broker ritel mencapai 35% dari jumlah saham yang berpindah kepemilikan sejak awal bulan Juli sampai kemarin. Jumlah yang sangat-sangat besar dan menandakan bahwa meskipun harga WSBP sudah terpuruk BANDAR masih bisa terus melakukan aksi distribusinya dengan baik memanfaatkan tingginya minat beli dan optimisme investor ritel di saham ini
KESIMPULAN
Popularitas yang sangat tinggi, keyakinan investor ritel yang tidak memudar meskipun harganya terus turun, dan data-data bandarmologi yang membutikan bahwa investor ritel masih terus memborong saham WSBP sampai saat ini. Semua fakta tersebut mengindikasikan bahwa WSBP masih berpotensi terus turun, dalam beberapa waktu kedepan.
Secara Bandarmologi semakin hari WSBP semakin menyerupai saham BEKS, dan jika kita menghitung average harga jual para BIG PLAYER di saham ini pun, kita mendapati average jual WSBP sejak pertama IPO sampai sekarang masih di level 551, artirnya masih jauh di atas harga IPO di 490. Jadi selama masih ada yang mau beli BANDAR kemungkinan akan terus mendistribusi saham ini ke investor ritel.
Dan sudah dibuktikan di saham BEKS, tidak peduli seberapa besar kepemilikan investor ritel di suatu saham, investor ritel tidak akan pernah bisa menggerakan harga saham secara signifikan. Jadi satu-satunya hal yang bisa kita lakukan sebagai investor ritel, terutama yang nyangkut di saham ini adalah dengan cara BERHENTI MEMBELI saham ini.
Karena jika RITEL berhenti membeli, artinya BANDAR tidak bisa lagi melanjutkan aksi distribusinya, dan dalam kondisi tersebut, satu-satunya cara untuk BANDAR menarik kembali minat beli investor ritel adalah dengan cara mengangkat harga WSBP.
Jadi jika anda setuju dengan apa yang kami katakan di artikel ini, jika anda salah satu nyangkuters di saham ini, atau jika anda prihatin dengan banyaknya investor ritel yang menjadi korban di saham ini, anda bisa men-share artikel ini ke sebanyak mungkin rekan anda. Supaya semakin banyak investor ritel yang berhenti membeli saham ini. Supaya bandar tidak memiliki pilihan selain mangangkat harga saham ini.
Related: Analisa Bandarmologi adalah analisa yang dapat membantu melihat bursa saham dari sudut pandang yang berbeda, menjawab berbagai pertanyaan yang selama ini tidak terjawab oleh Analisa Fundamental atau Analisa Technical, dan tentunya meningkatkan profit anda dalam trading atau berinvestasi. Terbuka kesempatan bagi anda yang ingin mengikuti Workshop Bandarmologi Akhir Tahun yang dalam 3 bulan kedepan akan diadakan di JOGJA, SURABAYA, JAKARTA, dan secara ONLINE . Informasi lengkap dan pendaftaran klik disini.
Founder & Creative Director of Creative Trading System.
Creative Thinker, Stock Trader, Typo Writer & Enthusiastic Teacher.
Big believer of Sowing and Reaping.
Just A Simple Man with Extraordinary God
2 comments
Isu buyback apakah memang salah satu manuver bandar? Maaf saya msh br belajar trading, korelasi buyback dg kenaikan hrg saham apa ya? Saya akan ikut bandarmologi surabaya, kalau boleh saya penasaran dg cara hitung average jual bandar dr IPO.. nanti mhn dpt dibahas ya bang Argha. Trims
Sy tidak sependapat dengan adanya bandar distribusi. Murni market kalo menurut saya. Kontruksi lg berjuang dengan cash flow. Harga IPO MAHAL dan besarnya uang yg masuk akan sangat memberatkan pergerakan. Itulah knp saham wsbp lebih mudah turun drpd naik kalo dibandingkan dengan wton.