Setahun kebelakang kita banyak mendengar berita-berita ditutupnya gerai emiten-emiten pedagang ritel akibat penjualan yang dibawah ekspektasi. Seperti kita ketahui penurunan ini disebabkan oleh terus meningkatnya trend belanja online di masyarakat. Perubahan trend dari Offline ke Online ini dipercaya akan terus bertumbuh di tahun-tahun yang akan datang. Itu sebabnya kita melihat emiten-emiten yang terkena efek perubahan trend ini mulai menutup beberapa gerai pusat perbelanjaan ditutup dengan alasan efisiensi.
Dalam 1 bulan terakhir kami banyak mempelajari mengenai kondisi ini, dan mencoba mencari peluang untuk memperoleh keuntungan di emiten-emiten dalam sektor ini, terutama yang harganya sudah terkoreksi cukup dalam. Dibalik trend penurunan beberapa emiten pedangan ritel kami menemukan beberapa emiten yang kami yakin bisnisnya akan bertahan ditengah maraknya perkembangan situs belanja online. Salah satu dari emiten yang menurut kami masuk ke dalam kategori tersebut adalah RALS. Terdapat beberapa alasan kami menyukai RALS, dan yakin RALS akan terus survive dan akan mencatatkan kinerja yang baik kedepannya.
RALS fokus pada Market Menengah Kebawah
Selama ini Ramayana lebih memfokuskan productnya untuk market menengah kebawah, kategori market ini dipercaya lebih lambat dalam terjangkau oleh era digital. Hal ini yang membedakan Ramayana dengan emiten sejenis sebut saja seperti Matahari, yang pelanggannya sebagain sudah berpindah ke Online, karena alasa harga dan model yang lebih aktual. Kondisi ini memberikan kesempatan untuk perusahaan mempersiapkan dirinya lebih baik untuk memasuki era digital dalam waktu yang lebih lama.
Kinerja keuangan RALS :
Jika kita lihat pada pemdapatan RALS 3 tahun awal dimasa kemunculan situs belanja online tidak terlihat adanya dampak yang cukup besar. Terlihat pendapatan perusahaan tetap stabil walau pada tahun 2015 sempat turun sekitar Rp 300 Miliar, bahkan pada tahun 2016 RALS mampu mencatatkan kenaikan pendapatan.
Sementara itu sepanjang tahun 2017 kinerja perusahaan terbilang cukup positif dimana hingga bulan September 2017 perusahaan berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 4.4 Triliun dengan posisi keuntungan sebesar Rp 368 Miliar. Untuk sisa tahun 2017 ini kami cukup optimis pendapatan RALS akan mencapai Rp 5,7 Triliun dengan target keuntungan sebesar Rp 415 Miliar.
Strategi Era Digital :
RALS sendiri memiliki strategi yang cukup unik dibanding perusahaan ritel yang lain dalam menyikapi perkembangan era belanja online. Jika kita lihat LPPF yang meluncurkan mataharimall.com, RALS justru lebih nyaman bermitra dengan portal e-coomerce yang ada seperti Tokopedia dan Lazada.
Strategi ini menurut kami sangat tepat dimana dari sisi biaya RALS tidak perlu mengeluarkan dana yang besar untuk membangun website. Selain itu dengan bermitranya RALS dan Lazada pun secara tidak langsung membuat market RALS semakin luas. Dibawah ini merupakan peringkat e-commerce Indonesia sejak bulan Juni-Oktober 2017.
Memulai Tren Kenaikan :
Jika kita lihat saham RALS setelah mengalami koreksi yang cukup dalam dari 1400 ke 800dalam 6 bulan terakhir, harga saham ini terlihat sudah mulai pulih dan secara perlahan mulai bergerak naik. Dari sudut pandang analisis teknikal sudah berhasil menembus level resisten downtrendlinenya. Dengan berhasil harga saham RALS bertahan diatas level resisten downtrendnya tentu ini akan menjadi indikasi positif bagi pergerakan harga RALS kedepan.
Secara Bandarmologi kami juga melihat ada indikasi akumulasi di saham ini, akumulasi berlansung secara perlahan, namun sudah berlansung lebih dari 1 bulan. Hal ini menunjukan bahwa para pemain besar pun sepertinya memiliki keyakinan yang sama dengan Team Creative Trader.
Website Administrator
Creative Trading System | Creative Idea in Stock Market