Bagi rekan-rekan yang baru mengenal analisa Foreign Flow, saham TRAM kemungkinan menjadi saham yang dianggap paling menarik secara Foreign Flow dalam beberapa bulan terakhir. Karena memang jika diperhatikan investor asing memang terus-terusan memborong saham ini dalam beberapa bulan terakhir.
Namun yang membuat banyak orang bingung adalah dalam periode akumulasi investor asing terus menerus tersebut harga saham ini bukannya naik malah turun justru bergerak turun. Hal ini sangat berbeda dengan INKP dan banyak saham lainnya yang sering dibahas oleh kami dalam beberapa bulan terakhir dalam Channel Creative Trader, yang ketika investor asing terus masuk ke saham tersebut harganya pun terus bergerak naik.
Karena anomali tersebut kami mendapat banyak sekali pertanyaan yang masuk mengenai pergerakan investor asing di saham TRAM ini, banyak trader yang tidak habis pikir mengapa saham TRAM justru bergerak turun padahal asing terus memborong saham ini dalam beberapa bulan terakhir.
Karena logikanya investor asing pasti bukan investor ritel seperti kita, jadi seharusnya mereka punya kekuatan yang cukup untuk menggerakan harga, dan bukan seperti kita-kita investor ritel yang hampir selalu menjadi korban keahlian bandar lokal. Kita semua tahu bahwa pada umumnya ketika ketika para investor ritel seperti kita BUY (artinya Bandar jualan) dan harga bergerak turun, dan ketika kita SELL (bandar beli) harga malah naik.
Jika korbannya aksi bandar tersebut adalah investor ritel seperti kita, tentu itu adalah sesuatu yang sangat wajar dan umum terjadi, namun ketika korbannya investor asing seperti yang terjadi di TRAM tentunya mendatangkan pertanyaan bagi banyak trader.
Karena jumlah saham yang dibeli investor asing dalam beberapa bulan terakhir jumlahnya tidak main-main, dengan menggunakan sistem Foreign Flow kita mengetahui bahwa aksi beli asing di saham ini sudah dimulai sejak awal bulan Mei 2018 dan jika dihitung total pembelian asing sejak awal Mei sampai akhir minggu lalu total pembelian asing di saham TRAM sudah sebesar 492 Milyar, jadi jelas aksi beli ini bukanlah aksi ‘main-main’ yang dilakukan oleh investor ritel yang kebetulan berkewarganegaraan asing.
Lalu bagaimana kita menjelaskan apa yang sedang terjadi di saham TRAM sejak bulan Mei lalu sampai sekarang, dan tentunya yang tidak kalah penting apa yang terjadi dalam perdagangan kemarin, dimana secara tiba-tiba asing melakukan aksi jual besar-besaran di saham ini dan membuat harga sahamnya terjun bebas.
HARGA TRAM DIKENDALIKAN OLEH BANDAR LOKAL
Memang benar investor asing terus meng-akumuasi saham ini sejak bulan Mei lalu, namun kami sangat yakin bagi mereka yang sudah memahami analisa Foreign Flow dengan benar, dan menggunakan sistem Foreign Flow yang asli, seharusnya mereka tidak ikut terjebak dengan pergerakan asing di saham ini.
Karena,
Prinsip paling dasar dari Analisa Foreign Flow adalah kita hanya boleh mengikuti pergerakan asing di saham-saham yang dibandari oleh investor asing.
Artinya karena dengan jelas sistem Foreign Flow menunjukan bahwa saham ini tidak dibandari oleh investor lokal (ditandai dengan Indikator Partisipasi Investor Asing di saham ini berada dibawah 10% bahkan untuk waktu yang cukup lama di bawah 5%) , artinya memang kalau mau mengikuti pergerakan BANDAR yang menggerakan harga saham ini, ikutilah pergerakan Bandar Lokal, bukan Bandar Asing.
Jadi bagi mereka yang sudah mengerti prinsip tersebut tentunya tidak akan cepat tergiur dengan aksi net buy yang dilakuan oleh asing, karena jelas yang mengendalikan harga saham ini adalah Bandar Lokal.
SIAPA DI BALIK INVESTOR ASING YANG MEMBORONG SAHAM TRAM SENILAI 490 MILYAR ?!
Di satu sisi sistem Foreign Flow menunjukan dengan jelas bahwa saham ini dikendalikan harganya oleh Bandar Lokal, namun di sisi sangat sulit untuk masuk ke dalam logika kita jika Investor Asing yang sudah memborong saham ini adalah investor asing ritel.
Melihat besarnya saham saham yang sudah dibeli asing kami setuju bahwa yang membeli saham ini bukan investor ritel yang kebetulan orang asing. Jadi kalau bukan ritel kira-kira siapakah yang ada di balik investor asing tersebut.
Secara garis besar ada 2 kemungkinan tokoh di balik pergerakan investor asing di saham TRAM ini.
BIG PLAYER ASING MENCOBA MEREBUT KENDALI SAHAM TRAM DARI BANDAR LOKAL
Bandar Saham adalah mereka yang mengendalikan pergerakan harga saham yang bersangkutan, kita tahu di saham TRAM orang lokal-lah yang menjadi bandarnya. Namun meskipun bandarnya orang lokal, bukan berarti hanya mereka ‘pemain besar’ yang boleh membeli saham ini. Bisa saja terjadi ada pemain-pemain besar lain yang bukan bandar namun ingin menjadi ‘ritel’ di saham ini, dalam dalam kasus saham ini pemain besarnya adalah investor asing.
Dalam Ilmu Bandarmologi kita belajar jika ada pemain ritel yang besar masuk ke satu saham, maka hal tersebut umumnya akan ‘menggangu’ Bandar saham tersebut, jadi sering kali ketika pemain ritel besar tersebut masuk harga sahamnya justru turun signifikan. Hal tersebut umumnya digunakan Bandar untuk pemain besar tersebut dari saham yang dikendalikannya.
Itu sebabnya pada umumnya para pemain besar di bursa umumnya lebih memilih mencari untung di lapaknya (saham) masing-masing, daripada sibuk cari rejeki di lapak orang lain (bandar lain). Namun dalam kasus-kasus tertentu bisa saja ada pemain besar dengan modal yang sangat besar, dan time frame waktu yang panjang yang berani untuk mencoba merebut lapak Bandar lain.
Kondisi ini mungkin yang sedang terjadi di saham TRAM, ada kemungkinan ada investor asing dengan modal yang sangat besar, sedang berusaha mengumpulakan saham TRAM sebanyak mungkin. Dan karena time frame mereka panjang, jadi mereka sama sekali tidak takut, bahkan tidak peduli kalau harga saham TRAM diturunkan oleh Bandarnya.
Kalau dalam bahasa gaul yang dilakukan Biga Player Asing bisa kurang lebih bisa dikatakan :
“Mau elu turunin sampe berapa pun harganya guat tetep beli, makin turun gua makin seneng, dan gua beli makin banyak.”
Dalam kasus ini Investor Asing bukanlah BANDAR, dan mereka tidak bisa mengendalikan harga saham TRAM, namun dengan semakin banyak saham yang dia miliki kekuatan mereka akan sangat besar, dan bukan mustahil lama kelamaan mereka bisa punya cukup barang dan uang untuk bisa merebut kendali saham TRAM dari Bandar sebelumnya.
Salah satu contoh dari kasus yang seperti dibahas di atasterjadi di INKP dalam 1 tahun terakhir, saham ini sebelumnya dibandari oleh Bandar Lokal, terlihat dari partisipasi asing yang hanya 9% di bulan Juni 2017 lalu, namun seperti bisa kita lihat dalam Grafik Foreign Flow INKP di atas, selama berbulan-bulan investor asing terus mengakumulasi saham ini, dan indikator partisipasi asingnya juga terus bergerak naik selama periode akumulasi tersebut. Naiknya partisipasi asing menandakan naiknya kendali asing di saham ini.
Dan setelah setahun melakukan akumulasi, akhirnya Investor asing berhasi merebut kendali saham ini dari tangan bandar lokal. Hal ini bisa kita lihat dari terus naiknya harga INKP searah dengan pergerakan investor asingnya, dan partisipasi asing di saham ini yang juga terus naik dan saat ini sudah berada di level 50%, artinya saat ini lebih dari setengah transaksi INKP dilakukan oleh investor asing yang notabene adalah Bandar barunya.
Related: Jika anda juga ingin belajar secara mendalam mengenai Analisa Foreign Flow, dan memiliki sistem Foreign Flow Pro yang bukan hanya bisa mendeteksi keluar masuknya dana asing, tapi juga bisa mendeteksi saham mana yang di BANDARI ASING dan saham mana yang di bandari lokal. Anda bisa mengkuti Workshop Foreign Flow yang akan diadakan di Surabaya (6 Oktober 2018) dan Jakarta (13 Oktober 2018). Atau anda juga bisa membeli sistem Foreign Flow tanpa mengikuti workshopnya disini.
Jika anda berharap skenario yang sama juga terjadi di saham TRAM kedepannya, anda tidak perlu terburu-buru, karena meskipun sudah melakukan akumulasi selama hampir 5 bulan, saat ini partisipasi asing di TRAM masih di bawah 10%, dan dari hasil riset selama bertahun-tahun terhadap pergerakan investor asing, dibutuhkan partisipasi minimal 30% untuk Asing bisa mengendalikan saham ini, artinya kalaupun benar skenario ini yang sedang terjadi di balik pergerakan misterius saham TRAM, masih butuh waktu yang lama untuk asing berhasil merebut kendali saham ini dari Bandar lokal.
Kecuali anda adalah trader atau investor yang sangat sabar untuk menunggu, kami tidak terlalu menyarankan anda untuk segera masuk ke saham TRAM di masa pertarungan BANDAR LOKAL vs Investor Asing ini, karena seperti bisa kita lihat ketika ada pertarungan antara dua kekuatan besar harga sahamnya umumnya bergerak sangat volatile dan bisa turun cukup signifikan, dan masalah lainnya investor asing terlihat tidak terlalu peduli harga saham ini dibanting oleh Bandarnya, dan mereka tetap dengan konsisten melakukan pembelian.
BANDAR LOKAL YANG BERPURA-PURA MENJADI INVESTOR ASING
Sebagai bandar jika mereka mau memang tidak terlalu sulit untuk mereka berpura-pura untuk menjadi investor asing, bisa saja bandarnya punya kenalan dekat atau sanak saudara yang tinggal di luar negeri dan berkewarga negaraan asing. Bandarnya bisa meminta saudaranya yang orang asing untuk membuka akun saham, dan setelah akunnya selesai Bandarnya akan mentransfer uangnya ke akun asing tersebut, dan mengendalikan akunnya. Dengan begitu meskipun akunnya asing, karena dimiliki orang asing, namun otaknya tetap orang lokal.
Kondisi yang sama juga bisa terjadi di saham TRAM saat ini, jika kita menggunakan asumsi kalau bisa saja Investor Asing yang memborong saham TRAM 5 bulan terakhir tersebut sebenarnya adalah Investor Asing palsu yang dikendalikan oleh BANDAR LOKAL yang sama dengan yang mengendalikan saham TRAM selama ini. Kalau skenario ini yang benar artinya aksi beli asing sebesar 492 M yang kita bahas di atas bisa saja hanya merupakan transaksi fiktif dimana bandar sahamnya hanya pindah barang dari ‘saku kanan ke saku kiri’. Aksi tersebut bertujuan untuk mengelabui investor ritel, yang memang pada umumnya masih kurang paham mengenai analisa Foreign Flow.
Itu sebabnya inflow asing dibuat sangat mencolok, dimana asing net buy setiap hari, dan di berbagai forum-forum saham disebar banyak suruhan Bandar untuk memberi tahu para investor ritel lainnya bahwa ‘TRAM terus diborong asing’ supaya para ritel-ritel ingin ikut-ikutan masuk ke saham ini, dengan asumsi asing juga sudah masuk.
OPSI MANA YANG PALING MUNGKIN
Jika artikel ini kami buat di akhir pekan lalu, maka kami akan lebih condong ke opsi pertama, dan menganggap ada pemain asing besar yang sedang coba merebut kendali TRAM dari Bandar lokal. Alasannya karena skenario tersebut jelas jauh lebih seru dan mengundang lebih banyak kontroversi. Bukan cuma itu, siapa yang tidak ingin kedepannya saham TRAM bisa naik seperti INKP setahun terakhir.
Namun terlepas dari harapan yang kami miliki, kami sadar kalau kami harus bisa se-objective mungkin dalam menilai kondisi yang ada saat ini. Kita tidak boleh menutup mata dengan apa yang terjadi dalam perdagangan kemarin, dimana secara tiba-tiba asing melakukan aksi jual besar-besaran (61 Milyar) dalam waktu satu hari. Dan kalau tujuan asing adalah untuk mengumpulkan sebanyak mungkin saham TRAM dalam upayanya untuk merebut kendali saham TRAM dari Bandar lokal, maka sangat sulit untuk kita menjelaskan apa alasan dibalik aksi jual tiba-tiba yang dilakukan oleh investor asing dalam perdagangan kemarin. Apalagi setelah dihitung oleh sistem Foreign Flow kami, penjualan yang dilakukan kemarin di lakukan di bawah harga average modal pembelian mereka dalam 5 bulan terakhir alias jual rugi.
Sementara di sisi lain aksi jual tersebut malah memperbesar kemungkinan skenario kedualah yang sedang terjadi di saham ini, kalau memang asingnya palsu, dan inflownya fiktif maka yang dibutuhkan hanyalah investor ritel yang terjebak oleh aksi ini dan ikut-ikut membeli saham ini karena ingin mengikuti investor asing .
Dan jika kita melihat broker summary TRAM dalam perdagangangan kemarin ketika harga saham ini secara tiba-tiba diguyur asing.
Pembeli utamanya adalah broker-broker ritel, YP, PD, KK, NI semuanya kompak menampung guyuran asing dalam perdagangan kemarin.
Dengan kata lain, kalau tujuan Bandar berpura-pura menjadi investor asing untuk menarik minat beli investor ritel, maka strategi mereka terlihat sudah berhasil dilakukan. Para investor ritel sudah banyak membeli saham ini dan kemungkinan sekarang hampir semuanya sudah nyangkut.
Namun kami juga cukup yakin kalau strategi BANDAR di saham ini masih akan berlangsung cukup lama, karena kalaupun net buy asing benar-benar fiktif namun bagaimanapun aksi tersebut sudah dilakukan selama 5 bulan terakhir, jadi tidak mungkin seluruh rencana tersebut akan selesai hanya dengan aksi jual besar-besaran dalam 1 hari kemarin saja.
Dan sebagai upaya kami untuk menghormati Bandar di saham ini, kami akan memberikan ruang untuk BANDAR TRAM menjalankan aksinya dengan tenang, juga untuk membiarkan para trader yang sudah mengerti analisa bandarmologi untuk membaca dan mengikutinya pergerakan bandarnya. Maka kami berkomitmen untuk tidak membahas lagi pergerakan BANDAR saham ini dalam 1 bulan kedepan.
Founder & Creative Director of Creative Trading System.
Creative Thinker, Stock Trader, Typo Writer & Enthusiastic Teacher.
Big believer of Sowing and Reaping.
Just A Simple Man with Extraordinary God