Jika anda mengikuti pembahasan kami dalam beberapa minggu terakhir anda tentu menyadari bahwa kami sangat ‘pesimis’ dengan outlook IHSG kedepan, alasan dari kekhawatiran kami disebabkan karena banyaknya outflow dana asing di IHSG, dan kami sangat-sangat percaya bahwa cara terbaik memprediksi ‘masa depan’ IHSG adalah dengan melihat pergerakan dana asing, cara tersebut sudah kami gunakan dalam 5 tahun terakhir dan selalu berhasil membantu kami mengikuti trend-trend kenaikan besar di IHSG, dan menhindari kejatuhan-kejatuhan besar di IHSG.
Itu sebabnya ketika kami melihat investor asing sudah beralih dari trend akumulasi (belanja) ke trend distribusi (profit taking) kami langsung merubah outlook kami mengenai IHSG, di awal bulan Juli kami mengatakan IHSG punya waktu 1 1/2 bulan untuk bisa selamat dari koreksi besar meskipun asing terus jualan, karena memang modal akumulasi asing cukup tinggi, sehingga untuk investor asing melakukan profit taking, mereka harus menjaga IHSG untuk tetap stabil di atas average akumulasi mereka.
Memasuki akhir bulan Agustus ini kami mulai ‘menebar’ kekhawatiran pada para pembaca website kami, terutama setelah melihat kalau investor asing sudah berhasil melaksanakan aksi profit takingnya selama 1 1/2 bulan di IHSG, artinya sudah saatnya untuk kita ‘siap-siap’ menghadapi kejatuhan secara tiba-tiba di IHSG seperti yang terjadi di bulan November lalu. (Analisa lengkapnya bisa anda baca dalam artikel : Jika IHSG tiba-tiba JATUH, ini Penyebabnya !! )
Ini bukan pertama kalinya kami memprediksi kejatuhan IHSG ketika mayoritas analis justru memprediksi IHSG akan naik, dan bukan pertama kalinya kami ‘dikritik’ karena seakan-akan menebar ketakutan kepada investor ritel, namun itu jugalah yang membuat kami memiliki pembaca setia, karena kami hampir selalu berhasil memprediksi kejatuhan-kejatuhan signifikan IHSG dalam 5 tahun kebelakang, sebelum kejatuhannya. Contoh yang terakhir adalah kejatuhan IHSG bulan November lalu, kami merilis artikel : Asing kabur, IHSG dalam bahaya !! Hanya 1 minggu sebelum kejatuhan IHSG di bulan November lalu, dimana indeks jatuh 10% hanya dalam waktu 3 hari di tanggal 11,12 dan 14 November 2016.
Melihat bahaya di IHSG, kami pun sudah mempersiapkan portfolio kami untuk menghadapi potensi kejatuhan IHSG secara tiba-tiba. Namun menarikanya ketika kami mulai melakukan pemilihan saham-saham mana yang ingin kami lepas, untuk menambah posisi cash di portfolio, kami cukup mengalami kesulitan karena saham-saham yang kami pegang saat ini terlihat masih memiliki potensi kenaikan yang kuat dalam jangka pendek baik dari sudut pandang bandarmologi dan foreign flow.
Saham-saham yang juga kami rekomendasikan kepada para Alumni Workshop dan follower LINE OFFICIAL kami dalam beberapa minggu terakhir juga banyak yang masih mengalami kenaikan sampai puluhan persen dalam beberapa minggu terakhir, dan tetap disertai akumulasi para BIG PLAYER.
Kondisi seperti ini merupakan kondisi yang tidak umum terjadi, karena biasanya ketika kami melihat ada tanda bahaya di IHSG, kami melihat di waktu yang sama ada banyak saham yang berpotensi mengalami kejatuhan, sehingga tidak sulit untuk kami mengurangi portfolio yang kami miliki. Namun hal yang sama tidak terjadi saat ini.
Kejanggalan itulah yang membuat kami mencoba meneliti lebih dalam mengenai pergerakan dana asing di IHSG saat ini, mencoba melihat apakah ada hal yang terlewatkan dari analisa yang kami lakukan. Setelah kami pelajari kami menyadari bahwa ada hal yang berbeda dalam aksi profit taking Asing di IHSG saat ini, kondisi yang belum pernah terjadi dalam 5 tahun terakhir, dan mengurangi potensi kejatuhan IHSG secara signifikan dalam waktu dekat.
Related: Jika anda tertarik mempelajari tentang ilmu yang mendalami pergerakan Investor Asing di bursa kita, anda bisa mempelajarinya dalam WORKSHOP FOREIGN FLOW Akhir Tahun yang akan diadakan di MEDAN (23/9), JAKARTA (14/10), SURABAYA (21/10), dan secara ONLINE. Info lengkapnya bisa dilihat disini.
Setelah kami pelajari ternyata outflow di IHSG saat ini sangat dipengaruhi oleh aksi jual investor asing di saham ASII, seperti terlihat dalam grafik di atas sejak pertengahan bulan Mei lalu, dana asing yang keluar dari saham ASII sudah mencapai 6.8 Triliun.
Sebagai salah satu tulang punggung IHSG aksi jual ASII di masa profit taking investor asing merupakan sesuatu yang biasa, karena di setiap kejatuhan IHSG dalam 5 tahun terakhir ASII selalu ikut jadi bulan-bulanan aksi jual asing di masa koreksi IHSG tersebut. Namun proporsi penjualan ASII di masa profit taking asing saat ini ternyata sangat signifikan, dalam periode yang sama dengan ASII di atas total Net Sell Asing di IHSG mencapai 10.8 Triliyun, artinya lebih dari 60% dari NET SELL ASING yang terjadi dalam periode tersebut disebabkan oleh aksi jual asing di ASII, dan hanya 4 Triliyun yang berasal dari 530 saham lainnya.
Itulah sebabnya kami cukup kesulitan menemukan saham-saham yang dalam kondisi kritis dan berpotensi jatuh harganya dalam waktu dekat, karena memang net sell asing hanya terpusat di ASII.
Menyadari hal tersebut kami langsung membuat indikator khusus untuk menganalisa Foreign Flow IHSG tanpa mencantumkan pergerakan investor asing di saham ASII, untuk melihat apakah kondisi yang terjadi saat ini adalah kondisi yang biasa, atau memang kondisi yang khusus, yang bisa membuat indikator foreign flow IHSG kehilangan kekuatannya untuk memprediksi arah pergerakan IHSG kedepan.

Dalam grafik di atas kita bisa melihat perbandingan Indikator Foreign Flow IHSG secara keseluruhan, dan indikator Foreign Flow IHSG tannpa mencatumkan Foreign Flow ASII, setelah mempelajari kedua indikator tersebut kami mendapatkan beberapa pelajaran penting, antara lain :
Kedua indikator selalu memberikan sinyal yang relative sama, dalam setiap kenaikan atau penurunan IHSG dalam 5 tahun terakhir, artinya di masa lalu tidak pernah ada perbedaan signifikan antara pergerakan dana asing di saham ASII, dan di saham-saham Blue Chip lainnya sehingga kedua indikator selalu berjalan bersamaan, jadi tidak ada perbedaan analisa yang dihasilkan oleh kedua indikator tersebut.
Terjadi perbedaan yang kontras antara kedua indikator sejak pertengahan bulan Juni tahun ini, seperti terlihat dalam bagian yang berwarna kuning pada grafik di atas bahwa dalam 2 bulan terakhir selisih antara kedua indikator semakin lama semakin besar, artinya di waktu yang sama terjadi perbedaan antara pergerakan dana asing di ASII, dan di semua saham lainnya di IHSG, semakin besar jarak antara kedua indikator mencerminkan semakin besar perbedaan pergerakan dana asing di ASII dan di saham-saham lainnya.
Dana asing mulai masuk di saham-saham lainnya, jika melihat Indikator IHSG FF – ASII FF yang berwarna biru dalam grafik di atas, kita melihat investor asing sebenarnya sudah mulai melakukan aksi akumulasi secara perlahan sejak pertengahan bulan Juli lalu, hanya saja karena inflow di saham-saham lainnya tidak terlalu besar, aksi inflow tersebut tertutupi oleh aksi jual asing di ASII.
KESIMPULAN
Melalui analisa di atas kita mendapati bahwa krisis di IHSG yang seminggu terakhir kami katakan sebenarnya lebih tepat dikatakan sebagai krisis di ASII, karena outflow asing yang selama ini selalu menjadi motor kejatuhan IHSG ternyata hanya terpusat di saham ASII, sementara pada saham-saham lainnya tidak terlihat ada outflow signifikan, bahkan cenderung terjadi aksi beli Investor Asing di saham-saham unggulan lainnya.
Karena saat ini ASII hanya berada di peringkat ke 6 di urutan Market Cap terbesar di IHSG, masih di bawah TLKM, BBCA, HMSP, UNVR dan BBRI maka terbuka kemungkinan untuk terjadi kejatuhan di saham ASII (sebagai efek dari aksi jual asing yang sedang terjadi), namun tetap terjadi kenaikan di IHSG jika terjadi di saham-saham unggulan lainnya.
Sampai saat ini kami belum melihat ada inflow yang signifikan di saham-saham dengan market cap lebih besar dari ASII tersebut, namun kami juga tidak melihat ada outflow di saham tersebut dalam 2 minggu terakhir. Artinya jika tidak ada bahaya kejatuhan di 5 saham dengan merket cap terbesar di IHSG, maka kecil kemungkinan IHSG akan jatuh dalam jangka pendek, meskipun ASII kembali melanjutkan penurunannya di minggu-minggu yang akan datang.
Jika kita menggunakan analisa Foreign Flow di IHSG menggunakan indikator Foreign Flow IHSG minus saham ASII kita akan mendapati bahwa batas bawah IHSG dari sudut pandang Foreign Flow saat ini ada di level 5.800an, artinya dalam waktu dekat potensi IHSG untuk jatuh ke bawah level 5.800 cukup kecil.
Kedepan kami memilih untuk mengunakan indikator Foreign Flow IHSG, yang tidak mencantumkan pergerakan dana asing di ASII, karena kami anggap paling tidak dalam 1-2 bulan kedepan, indikator ini akan memiliki pengaruh yang jauh lebih besar terhadap pergerakan IHSG, dan lebih mencerminkan aksi sesungguhnya investor asing di IHSG, dan bukan kekhawatiran investor asing di ASII.
Untuk Alumni dan pengguna sistem Foreign Flow yang kami buat, kami akan memberikan secara gratis indikator Foreign Flow IHSG yang tidak mencatumkan Foreign Flow di ASII seperti yang kami gunakan di atas untuk ditambahkan pada sistem Foreign Flow anda, caranya dengan mengisi form disini.
2 comments
Jadi, kalau begitu, menarik juga untuk bisa membaca artikel lanjutannya, emiten bluechips mana sebagai pengganti “ASII” (untuk sementara waktu).
switching ya pak ?