Beberapa hari menjelang IPO WSBP lalu kami sempat mengadakan acara ONLINE GATHERING yang membahas mengenai prediksi pergerakan WSBP setelah IPOnya, dalam acara tersebut kami menjelaskan skenario apa yang akan digunakan BANDAR pada IPO saham ini, dan kemana arah pergerakan harganya setelah saham ini listing di bursa. Dasar analisa tersebut adalah RISET yang dilakukan oleh Team Creative Trader terhadap saham-saham yang IPO selama 10 tahun terakhir, dengan mempelajari jenis perusahaannya, underwriternya, dan strategi underwriter di masa IPO tersebut. Sampai saat itu kami tidak pernah salah memprediksi arah pergerakan harga di saham-saham yang akan IPO.
Hasil riset tersebut menyimpulkan ada beberapa point yang kami sebutkan akan terjadi di saham WSBP setelah sahamnya IPO antara lain :
- Harganya WSBP akan loncat pada hari pertama saham ini melantai di bursa
- Setalah loncat di hari pertama saham ini akan bergerak sideways selama beberapa waktu
- Setelah sideways beberapa saat saham ini akan mulai bergerak naik menjauhi harga IPOnya.
- Akan banyak berita-berita positif yang menyebar mengenai saham ini
- Target hargaWSBP dalam 6-12 bulan kedepan ada di level 800an
Dari kelima point di atas, 4 point pertama menjadi kenyataan, dan dalam waktu satu bulan setelah IPOnya harga WSBP sudah mencapai level 635, namun sebelum mencapai target harganya, saham ini secara perlahan tapi pasti mengalami penurunan sampai kembali mendekati harga IPOnya.
Pada bulan Januari lalu kami kembali merilis artikel berjudul “Kenapa Bandar ingin Anda beli WSBP” dan menjelaskan beberapa metode kami gunakan untuk memprediksi pergerakan harga suatu saham pasca IPO yang selama ini kami ajarkan di Workshop Bandarmologi.
Dalam artikel tersebut kami menjelaskan 2 point penting yang bisa membuat kita memahami Strategi Bandar di saham WSBP berikut ini 2 point penting yang dibahas pada point tersebut.
SIAPA YANG PEGANG MAYORITAS BARANGNYA SAAT INI
Dalam menganalisa Bandarmologi sangat penting kita mengetahui siapa yang sedang menguasai saham yang bersangkutan, dan apa strategi yang kemungkinan akan mereka lakukan di masa yang akan datang. Di sinilah menariknya saham-saham yang baru IPO seperti WSBP karena dengan mudah kita dapat mendeteksi siapa yang menguasai kepemilikan WSBP saat ini.
Seperti kita ketahui bahwa pada masa IPO nya saham ini di-informasikan oversubscribe, itu sebabnya para investor ritel seperti kita yang mengikuti proses book-building dan memesan sahamnya di masa IPO tidak kebagian barang. Jika para investor ritel seperti kita tidak kebagian barang pada saat IPO artinya saham ini sekarang dikuasai oleh para BIG PLAYER.
Fakta yang kami pelajari mengenai Big Player adalah, tidak semua Big Player memiliki mind set jangka panjang, banyak di antaranya yang secara aktif mencari keuntungan jangka pendek. Hal yang sama juga terjadi di saham-saham yang baru IPO.
CARA BIG PLAYER MENCARI KEUNTUNGAN
Setelah memborong WSBP di masa IPO, rencana Big Player selanjutnya sangatlah mudah ditebak, jika mereka mau memperoleh keuntungan maka strateginya cukup dengan menjual saham yang mereka miliki kepada investor ritel di atas harga IPO-nya.
Untuk saham-saham seperti WSBP rencana tersebut tidak akan sulit untuk dilakukan, karena besarnya popularitas, dan kepercayaan investor ritel bahwa harga saham ini akan naik, jadi untuk memperoleh profit mereka cukup mengerek harga sahamnya, ke level harga dimana mereka dapat memperoleh keuntungan (di atas harga IPO), dan menghiasi berbagai pemberitaan media dengan berbagai berita, dan rekomendasi sekuritas dengan tujuan membuat investor ritel semakin yakin membeli saham ini meskipun harganya sudah jauh di atas harga IPO
Namun meskipun kami sudah memahami strategi BANDAR di saham ini pun, sampai awal tahun ini kami masih optimis kalau harga saham ini akan kembali naik mencapai target yang kami buat di 800an dalam waktu paling lambat 10 bulan kedepan.
Alasan yang membuat kami yakin adalah, karena kami berpendapat untuk membuat saham ini menarik di mata investor ritel BANDAR harus menaikan harga saham ini, kurang lebih seperti yang terjadi di saham WSKT dan WTON pasca IPO, dan di masa kenaikan itulah BANDAR akan melakukan distribusi barangnya.
Namun setelah lebih dari 6 bulan saham ini IPO, kami menyadari ada satu faktor yang tidak terlalu kami pertimbangkan sebelumnya, yaitu efek dari berita-berita positf yang dirilis ke publik, dan rekomendasi beberapa pakar dan analis yang secara konsisten terus meng-highlight potensi di saham WSBP. Semula kami beranggapan bahwa berita saja tanpa pergerakan harga seharusnya tidak banyak meningkatkan niat beli investor ritel meningkat di saham ini, apalagi jika sahamnya turun seperti beberapa bulan terakhir.
Dalam grafik diatas digambarkan peta kepemilikan WSBP dari data yang dirilis KSEI akhir bulan April lalu. Pada grafik di atas kita bisa melihat bahwa persentasi kepemilikan investor ritel individual di saham ini terus naik dari bulan ke bulan jika di akhir bulan November lalu kepemilikan ritel di saham ini hanya 19%, di akhir bulan lalu kepemilikan ritel di saham ini sudah mencapai 29.9%. Bahkan dari data tersebut kita melihat bahwa Investor Lokal Individual adalah pemilik terbesar saham WSBP saat ini, menagalahkan Investor Asing 21%, Asuransi Lokal 20%, dan Reksadana Lokal 18%
Data tersebut membuktikan bahwa riset-riset analis, dan berbagai berita positif yang dirilis di saham ini dalam beberapa bulan terakhir ternyata sukses melariskan dagangan BANDAR pasca IPO di saham ini. Jika sebelumnya kami mengatakan bahwa para BIG PLAYER yang pegang barang pasca IPO, setelah 6 bulan saham ini tampaknya sudah terdistribusi dengan baik pada para investor lokal individual seperti kita.
Salah satu fakta menarik lainnya mengenai optimisme investor ritel di saham ini juga terlihat dari voting yang kami lakukan 2 minggu terakhir, dimana pada voting tersebut kami menanyakan saham apakah yang direkomendasikan para pembaca website kami untuk disimpan seumur hidup.
Kita lihat dari hasil voting tersebut WSBP berhasil menduduki peringkat ke 4 sebagai saham yang layak disimpan seumur hidup, mengalahkan perusahaan-perusahaan raksasa seperti ASII, BBRI, BMRI, INDF, bahkan induknya sendiri WSKT. Hal ini jelas menggambarkan betapa besarnya kepercayaan investor ritel terhadap saham ini. Kami sempat mewawancara beberapa pembaca yang memilih WSBP, salah satu alasan yang mendorong pemilihan saham ini adalah karena harganya sudah murah. Padahal tanpa banyak orang sadari jika dibandingkan saham-saham konstruksi BUMN lainnya termasuk WSKT, WSBP adalah saham dengan kinerja terbaik dalam 6 bulan terakhir.
Posisi WSBP bahkan lebih tinggi lagi dalam kategori saham untuk disimpan 1 tahun dan 5 tahun kedepan, dimana dalam kedua kategori tersebut WSBP menduduki peringkat teratas.
AKANKAH WSBP BERNASIB SEPERTI BEKS
Jika melihat cerita di atas, kami melihat ada banyak kesamaan yang terjadi di saham WSBP dengan yang terjadi di saham BEKS setahun terakhir, dimana para big player menggunakan berbagai macam triknya untuk terus meningkatkan popularitas dan kepercayaan investor ritel di kedua saham ini, dan memanfaatkan kondisi tersebut untuk mendistribusi saham ini sebanyak-banyaknya.
Dan jika kita mempelajari apa yang terjadi di saham BEKS, dimana investor ritel tidak berdaya mengangkat harga saham ini, dan hanya bisa pasrah melihat harganya saat ini, kondisi yang kurang lebih sama bisa juga terjadi di WSBP.
Related: Terbuka kesempatan bagi anda yang ingin mengikuti Workshop Bandarmologi Akhir Tahun yang dalam 3 bulan kedepan akan diadakan di JOGJA, SURABAYA,JAKARTA, dan secara ONLINE . Informasi lengkap dan pendaftaran klik disini.
Namun dibanding dengan BEKS, WSBP memiliki satu kelebihan yaitu kita mengetahui harga modal BANDAR di saham ini, yaitu di level harga IPO di 490. Itulah sebabnya harga saham ini tampak sangat sulit turun ke bawah level tersebut, karena di situlah modal BANDAR. Namun hanya karena kita tahu modal bandar di 490 bukan berarti BANDAR tidak bisa menjual di bawah harga tersebut, karena yang penting untuk BANDAR adalah average harga penjualan mereka. Dan seperti bisa dilihat pada Broker Summary saham WSBP sejak pertama IPO sampai perdagangan kemaren, average para BROJER TOP SELLER masih berada di kisaran 550-560, dan seperti biasa YP menjadi broker TOP BUYERnya dengan average pembelian di 558.
Dan selama metode ‘keluarkan berita untuk jual saham’ masih berhasil membuat investor ritel membeli saham yang dijual BANDAR, sedikit kemungkinan untuk BANDAR mengangkat harga saham ini, apalagi ke atas level 560 yang merupakan average pembelian investor ritel, apalagi jika memepertimbangkan sentimen di sektor ini dimana saham-saham konstruksi lainnya bahkan sudah turun lebih dalam dari WSBP dalam periode yang sama.
Jadi salah satu cara untuk membuat saham ini naik adalah dengan membuat investor ritel berhenti membeli saham ini, harapan kami artikel ini bisa mengurangi niat beli investor ritel terhadap saham ini, sehingga BANDAR perlu mengangkat saham ini untuk dapat mengembalikan minat beli investor ritel.
Founder & Creative Director of Creative Trading System.
Creative Thinker, Stock Trader, Typo Writer & Enthusiastic Teacher.
Big believer of Sowing and Reaping.
Just A Simple Man with Extraordinary God